Nakita.id - Pandemi virus corona sampai saat ini masih diperangi oleh banyak negara.
Bagaimana tidak, penyebaran virus corona bisa dikatakan sangat cepat.
Di Indonesia sendiri, warga yang dinyatakan positif Covid-19 juga semakin bertambah.
Sederet upaya juga telah digaungkan pemerintah.
Bahkan, kini di tempat publik juga tersedia piranti untuk mencegah penularan Covid-19.
Salah satunya diwajibkan untuk mengecek subuh tubuh.
Di berbagai kesempatan, jika ada warga yang kedapatan suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celcius akan ditangani lebih lanjut.
Bukan tanpa alasan, jika ambang batas suhu tubuh melebihi angka 38 bisa disinyalir suspect Covid-19.
Tapi jangan langsung bernapas lega jika suhu tubuh ada di bawah angka 38 derajat celcius.
Katakanlah setiap dicek memakai termometer tembak suhu badan selalu di angka 31 sampai 34 derajat celcius.
Awalnya lega lantaran badan terasa sehat apalagi suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.
Namun, ternyata itu bukan lah ambang batas suhu tubuh yang normal.
Dokter Shela Putri Sundawa melalui Twitter pribadinya memberikan penjelasan di tengah suasana gamang pandemi corona.
Dituliskan Shela Putri Sundawa bahwa suhu di bawah 35 derajat pada tubuh manusia justru mematikan.
"Suhu di bawah 35 derajat celcius itu lethal atau mematikan untuk manusia.
Ia juga menjelaskan ada tiga kemungkinan kondisi yang membuat suhu tubuh berada di bawah angka 35 derajat celcius.
"Artinya jika ada orang sehat2 aja, ga nampak kedinginan atau sakit suhunya yg diukur 35 atau kurang itu kemungkinannya:
1. Alatnya rusak
2. Cara pengukuran kurang tepat
3. Yg diperiksa bukan manusia.
Lebih lanjut, Shela Putri Sundawa juga menegaskan suhu normal pada tubuh manusia.
"Suhu normal manusia 36,5 - 37,5 derajat celcius. Kurang dari itu, hipotermi atau terlalu dingin, lebih dari itu demam. Kalo sehat2 aja ga ada keluhan tapi suhu ga normal, cek 3 kemungkinan yg tadi saya sebut.
"Manusia termasuk homoioterm (berdarah panas) artinya suhu tubuh tdk dipengaruhi oleh ruangan. Jika lingkungan dingin, tubuh akan tetap berusaha mempertahankan suhu normal sesuai setingan di pusat saraf (otak), salah satu mekanismenya dgn menggigil.
"Pengaturan suhu tubuh supaya tidak mengikuti lingkungan yg dingin ini, belum matur pada bayi shg mereka sangat mudah mengalami hipotermi (kedinginan). Apalagi bayi yg lahirnya prematur, cadangan lemak yg sedikit ditambah otak yg blm matang membuatnya kesulitan menyesuaikan suhu.
Shela Putri Sundawa pun memaparkan jika dalam kondisi tubuh sehat namun suhu tubuh saat di ukur selalu di bawah angka 35 derajat celcius.
Maka ada kesalahan dalam cara pengukuran itu sendiri.
"Jadi kalo ada orang dewasa dicek suhu di bawah 35, orangnya bisa jalan2 dan sehat walafiat kesalahan mungkin pada cara pengukuran atau termometernya. Cara pengukuran yg baik di tempel di ketiak, mulut atau di dubur," jelas Dokter Shela Putri Sundawa.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Source | : | |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR