"Iya Bjorka termasuk susah ya, ditambah aku tuh flat nipple juga waktu itu plus sempat pre mastitis dua kali," tambahnya.
Diakui Sabai, kendala yang dialaminya tidak berlangsung lama, hanya sekitar 2 minggu setelah melahirkan. Karena setelah mengetahui apa kendalanya, Sabai langsung mencari solusi apa yang dapat dicoba.
Selain metode latch on dengan perlahan, bantuan dari dokter anak dan pakar laktasi serta dukungan Ringgo Agus Rahman, sang suami, menjadi faktor utama kendala menyusui tak berlangsung lama.
BACA JUGA: Jika Pemberian ASI Sempat Terputus, Lakukan Relaktasi!
Lalu, sampai kapan Bjorka akan mendapatkan ASI?
"Duh sebenarnya inginnya sampai Bjorka 2 tahun aja, tapi ternyata sekarang menyapihnya juga jadi drama baru nih. Mungkin karena anak pertama yah, suka enggak tega terus kebiasaan juga. Ditambah aku emang sudah komitmen untuk membawa Bjorka kemana pun aku pergi mungkin itu yang bikin dia agak susah disapihnya soalnya udah tergantung banget sama aku", jelasnya.
Saat ini, Sabai dan suami sedang mencoba teknik menyapih weaning with love, walaupun hal itu akan membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan cara instan, seperti misalnya olesan payudara dengan zat-zat rasa yang pahit atau yang tak disukai anak.
Tak ketinggalan, Sabai menegaskan pentingnya perasaan bahagia ibu saat menyusui yang berpengaruh terhadap kelancaran ASI.
"ASI itu kan dipengaruhi pikiran, jadi sebisa mungkin hindari stres. Harus selalu happy dan percaya diri saja semua ibu pasti bisa menyusui. Paling penting lakukan apa yang membuat kita bahagia. ASI bisa lancar terus," tutupnya.
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR