Nakita.id - Feses bayi baru lahir seperti aspal lembek, setelah beberapa minggu, bentuk fesesnya berubah jadi bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded), atau bisa juga berupa cairan.
Pada bayi dengan ASI eksklusif fesesnya bisa seperti pasta krem, seeded, bisa juga seperti mencret/cair.
BACA JUGA: Darah di Feses Bayi, Haruskah Orangtua Khawatir?
Sebaliknya, feses bayi non-ASI sudah padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat.
Warna feses bayi akan berubah sesuai dengan yang dikonsumsinya, proses matang sempurnanya saluran pencernaan, serta pengaruh bakteri normal yang ada di dalam pencernaannya.
Pada bayi eksklusif, ASI fesesnya berwarna kuning.
Sedangkan bayi yang mendapat susu non-ASI atau dicampur, warna fesesnya bisa kuning lebih gelap atau kuning tua agak cokelat, cokelat tua, kuning kecokelatan atau cokelat kehijauan.
BACA JUGA: Fenomena Baru, Memberikan MPASI Dengan Cara Responsive Feeding
Jika mengonsumsi MPASI, warna fesesnya sesuai dengan apa yang dimakannya.
Misal, sehabis mengonsumsi bayam atau buncis fesesnya akan hijau, kalau mengonsumsi wortel, fesesnya akan berwarna oranye atau kuning.
BACA JUGA: Dibanding Kopi Minum Teh Bikin Gigi Cepat Jadi Kuning, Ini Dia Penyebabnya!
Namun khusus bagi bayi baru lahir, ada hal-hal yang perlu Moms perhatikan terkait dengan warna fesesnya.
Selain itu, jika feses bayi berwarna hijau terus menerus akan terbentuk gas yang terlalu banyak di dalam perut bayi sehingga bayi akan buang gas (kentut) terus-menerus, tentu hal ini menimbulkan rasa tak nyaman baginya. Solusinya, perhatikan posisi menyusui yang benar.
Jika dari tubuhnya sendiri, harus dievaluasi lagi, apakah darah itu akibat luka di sekitar anus lantaran diare.
BACA JUGA: Ibu Hamil, Segera Periksa Ke Dokter Jika Mengalami Ini Saat Pipis
Bisa juga akibat infeksi oleh bakteri atau ameba di dalam saluran cerna, atau malah ada kelainan cukup serius seperti intususepsi (gangguan usus, yaitu: saluran usus masuk ke usus lainnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Buku Nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR