Nakita.id - Kasus Covid-19 di Indonesia sudah menyentuh angka 20000an pada saat berita ini ditulis.
Setiap hari ada penambahan kasus termasuk jumlah kematian.
Para ahli pun berusaha mencari apa penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.
Jika dilihat, Indonesia berada di iklim tropis dan menurut ahli virus, drh. Moh Indro Cahyono, virus tak akan bertahan lama hidup di suhu yang panas.
"Iklim di Indonesia itu 26 - 30 derajat celsius, virus itu akan ada di udara selama maksimal 3 menit pada suhu 20 - 25 derajat (celsius). Sehingga di suhu kita, pas siang-siang, virus itu nggak akan bertahan lama dari 1 menit," ungkapnya dilansir dari tayangan di kanal YouTube Official iNews (29/3/2020).
Hal serupa juga dibenarkan oleh kajian literatur bahwa suhu di panas seperti di Indonesia tak ideal untuk wabah virus corona.
Lalu apa yang membuat kasus virus corona di Indoensia terus meningkat?
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, lewat siaran pers BMKG pada Jumat (3/4/2020) menjelaskan hasil kajian yang telah disampaikan kepada Presiden dan beberapa Kementerian terkait pada tanggal 26 Maret 2020 lalu soal adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah virus corona.
Dikabarkan bahwa ahli BKMG dan UGM melakukan kajian berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur mengenai pengaruh cuaca dan iklim terhadap penyebaran virus corona atau Covid-19.
Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Mbah Mijan Kena Nyinyir Warganet Usai Usulkan Soal Virus Corona Ini pada Presiden: 'Jangan Nambah Beban'
Akan tetapi, cuaca dan iklim hanya faktor pendukung, bukan faktor penentu untuk Covid-19 berkembang di Indonesia.
Tim dari BMKG dan UGM pun melaporkan dugaan penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia.
Menurut laporan mereka, meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini diduga dipengaruhi oleh mobilitas dan interaksi sosial daripada faktor cuaca.
Hal itu diperkuat dengan pengakuan ahli bahwa kondisi cuaca, iklim serta geografi Indonesia sebenarnya relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah Covid-19.
Berdarkan hasil kajian ini, tim BMKG dan UGM pun menyampaikan bahwa apabila mobilitas penduduk dan interaksi sosial benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat, maka faktor suhu dan kelembapan udara dapat menjadi faktor pendukung dalam mengurangi risiko penyebaran wabah Covid-19.
Jadi, yuk Moms usahakan #DiRumahAja dan tidak usah bepergian jika tak benar-benar perlu ya.
Jangan pula jaga kesehatan dan kebersihan diri dan sekitar.
Baca Juga: Data Terus Naik, Peneliti Ungkap Akhir Masa Pandemi Corona di Indonesia, Lebih dari April?
Defisiensi Zat Besi pada Anak Sebabkan Gangguan Perkembangan Kognitif dan Motorik
Source | : | YouTube,kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR