Nakita.id – Kasus covid-19 hingga saat ini masih terus meningkat jumlahnya.
Bahkan angka kasus di Indonesia sudah menginjak angka 2.000 pasien.
Ingin bawa kabar baik, Ikatan Alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia membuat model perhitungan waktu meredanya pandemi corona di Indonesia.
Model ini dibuat oleh Barry Mikhael Cavin, Rahmat Al Kafi, Yoshua Yonatan Hamonangan, dan Imanuel M Rustijono.
Data yang digunakan untuk simulasi adalah data kasus kumulatif dari 2-29 Maret 2020 yang dipublikasikan oleh situs kawalcovid19.id.
Model yang digunakan merupakan beberapa kuantitas pada model SIRU, yakni Infected dan Unreported case.
“Kami harus menghitung angka yang bukan hanya positif corona (infected) tapi juga unreported. Kami meyakini banyak orang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala. Di Indonesia berdasarkan hitungan kami, kasus unreported lebih banyak dibanding infected,” tutur Imanuel Manginsela Rustijono selaku Wakil Ketua ILUNI Matematika UI kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).
Tiga skenario dibuat berdasarkan kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia, seperti kebijakan Work from Home dan physical distancing.
Skenario 1
Skenario 1 berlaku apabila per 1 April 2020, tidak ada kebijakan signifikan dan tegas dalam mengurangi interaksi antarmanusia.
Kegiatan berjalan seperti biasa tanpa ada langkah pencegahan.
Dengan skenario ini diperkirakan puncak pandemi akan terjadi pada 4 Juni 2020, dengan 11.318 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai angka ratusan ribu.
Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Agustus – awal September 2020.
Skenario 2
Skenario 2 berlaku apabila per 1 April 2020, kebijakan sudah ada namun kurang tegas dan kurang strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia.
“Sepertinya skenario ini yang paling mungkin terjadi jika kondisi saat ini dilanjutkan. Juga, masyarakat tidak disiplin mengimplementasikan physical distancing,” tutur Imanuel.
Dengan skenario ini diperkirakan puncak pandemic akan terjadi pada 2 Mei 2020 dengan 1.490 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 60.000 kasus.
Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Juni – awal Juli 2020.
Skenario 3
Skenario 3 berlaku apabila per 1 April 2020, diberlakukan kebijakan yang tegas dan strategis dalam mengurangi interaksi antarmanusia.
Masyarakat disiplin mengimplementasikan physical distancing.
Dengan skenario ini, puncak pandemi diperkirakan terjadi pada 16 April 2020 dengan 546 kasus baru dan akumulasi kasus positif mencapai 17.000 kasus.
Pandemi diperkirakan mereda pada akhir Mei – awal Juni 2020.
Imanuel menuturkan skenario 2 adalah kemungkinan paling masuk akal saat ini.
Namun, belum terlambat untuk mengimplementasikan skenario 3 atau skenario terbaik.
“Kalau ingin skenario terbaik, kebijakan strategis dari pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam mengimplementasikan physical distancing harus dilakukan mulai hari ini, 1 April,” papar Imanuel.
Berdasarkan data, 1 orang positif Covid-19 bisa menularkan penyakit ini pada 2-3 orang baru.
Dengan jumlah penduduk terinfeksi mencapai ribuan orang, angkanya akan terus meningkat jika implementasi physical distancing tidak dilakukan.
Bentuk intervensi pemerintah yang bisa dilakukan seperti menutup tempat hiburan, memberlakukan Work from Home (WFH) turut berkontribusi dalam mengurangi laju interaksi antarmanusia.
“Per hari ini diharapkan lebih ketat lagi kebijakannya. Misal larangan mudik, dan masyarakat bisa lebih disiplin dalam physical distancing,” tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Pandemi Corona Mereda di Indonesia? Ini 3 Skenario Ahli"
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR