Nakita.id - Wabah virus corona memang membuat tak sedikit orang yang khawatir.
Seperti diketahui kini pemerintah telah memberlakukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Aturan tersebut tentu memengaruhi mobilitas sosial warga.
Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri memang sudah di depan mata.
Bahkan, kini dikabarkan banyak masyarakat yang mudik.
Meski begitu, pemerintah sebenarnya melarang keras bagi masyarakat yang akan pulang kampung.
Bukan tanpa alasan, dikhawatirkan seseorang yang pulang kampung dari perantauan justru akan membawa virus corona jenis baru Covid-19 kian mewabah.
Di tengah hiruk-pikuk wabah corona, seorang Master Limbad yang selama ini jarang terlihat justru kepergok berurusan dengan polisi.
Dikabarkan, Limbad akan mudik ke Cianjur, Jawa Barat.
Niatan Limbad tersebut ternyata kepergok aparat kepolisian.
Niatan Master Limbad untuk berkumpul bersama keluarga pun digagalkan oleh Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto.
Tak terima dilarang mudik, Limbad pun mengemis pada polisi agar diperbolehkan.
Meski begitu, Juang keukeuh menyarankan agar Limbad diam di rumah saja dan mematuhi peraturan social distancing.
"Master boleh makan paku, boleh sekuat linggis, tapi virus corona jangan main-main. Master harus balik, tidak boleh mudik," kata Juang dengan tegas kepada Limbad dan rekan-rekannya di halaman Mapolres Cianjur, Jawa Barat, Senin (6/4/2020).
Dilansir dari Kompas.com, ternyata insiden yang dialami Limbad tersebut bukan sungguhan.
Hal tersebut merupakan bagian dari adegan video pendek yang dicanangkan oleh Polres Cianjur yang dipakai untuk kampanye melawan wabah virus corona.
Tak hanya membuat video kampanye, Limbad dan Juang juga memberikan dukungan terhadap tenaga medis.
Keduanya menyambangi rumah sakit untuk memberikan APD (Alat Pelindung Diri).
Sebanyak 20 APD, 45 botol hand sanitizer, dan 240 kaleng susu murni telah diberikan sebagai wujud uluran tangan kepada tenaga medis.
Juang juga berharap dengan upaya kampanye dan memberikan bantuan langsung pada tenaga medis bisa mengunggah kesadaran masyarakat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR