Dalam artikel berjudul "Ketamine for Rapid Reduction of Suicidal Thoughts in Major Depression: A Midazolam-Controlled Randomized Clinical Trial" karya Michael F. Grunebaum, pakar psikiatri dari Department of Psychiatry.
"Berdasarkan riset, kami bisa menyimpulkan ketamine sangat efektif," ujar Grunebaum yang dilansir dari Eureka Alert.
Grunebaum mengatakan efek ketamin pada pasien depresi sangat luar biasa.
Dalam beberapa jam ketamine diberikan, efek anti-bunuh dirinya dapat langsung bekerja.
Hal ini jauh berbeda dengan obat depresi yang beredar selama ini.
Dimana obat depresi baru bekerja setelah sepekan pemakaian.
Sebagai informasi nih Moms, ketamine adalah salah satu jenis obat anestesi.
Dalam dunia kedokteran, ketamine biasanya digunakan dalam proses pembiusan umum untuk menurunkan tingkat kesadaran pasien baik sebelum maupun selama menjalani proses operasi medis.
Mendengar hal itu, dr. Pryambodho, SpAn-KAR selaku Kepala Divisi Anestesional RSCM mengaku tidak menyetujui adanya pemakaian atau pemahaman ketamine sebagai obat anti-depresan.
“Saya tidak setuju jika ketamine dianggap sebagai anti-depresan. Ketamin memang salah satu obat bius yang khas. Dia punya efek tidur, anti nyeri, dan memang lengkap untuk anestesi.
Namun kalau salah penggunaannya yang menggunakan ketamin bisa bermimpi buruk. Jadi justru bisa membuat orang depresi,” jelas dr. Pryambodho, SpAn-KAR saat ditemui Nakita.grid.id di kawasan M.H Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat.
Penjelasan dr. Pryambodho, SpAn-KAR ini sejalan dengan informasi dalam website resmi Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dimana ketamine secara umum dapat memberi efek samping halusinasi, mimpi buruk, kebingungan, bahkan peningkatan tekanan darah dan laju pernafasan.
Ketamine juga termasuk obat yang dapat membuat orang kecanduan.
Cara pemberian ketamine pun hanya bisa diberikan melalui suntikan atau infus oleh dokter dan petugas medis dengan dosis yang telah di sesuaikan dengan beberapa faktor pertimbangan. Seperti manfaat ketamine yang dibutuhkan dan kondisi dari kesehatan pasien.
Baca juga: Senang Boyband, Lupa Belajar
Headliners Hadirkan Chaos Lab, Playground Imersif Pertama di Indonesia yang Menggabungkan Sains Interaktif dan Edukasi
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR