Nastiti mulanya menjelaskan kalau anggapan tersebut muncul saat China melaporkan hampir 2.200 pasien Covid-19 yang golongan darah A paling tinggi presentasenya.
"Praktik mengaitkan golongan darah dengan Covid-19 itu dipicu dari laporan di China. Dia melaporkan hampir 2.200 pasien yang confirm Covid-19 lalu dilihat presentase blood type-nya," jelas Nastiti Kaswandani.
Kemudian, Nastiti menjelaskan soal persentase pasien positif corona dengan golongan darah O.
"Lalu kalau golongan darah O itu sekitar 25 persen, sehingga jurnal itu melaporkan bahwa golongan darah A lebih tinggi risikonya terkena Covid-19. Sedangkan golongan darah O lebih rendah risikonya terkena Covid-19 melihat dari presentase," jelas Nastiti Kaswandani.
Walaupun demikian, Nastiti menjelaskan kalau 25 persen bukan angka yang kecil.
Source | : | tribunstyle.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR