Nakita.id - Saat ini, para ahli dunia sedang berusaha untuk menemukan vaksin atau obat yang bisa menangkal virus corona.
Bahkan para ahli di Indonesia juga ikut melakukan pencarian terkait penangkal dari virus corona tesebut.
Beberapa waktu lalu, muncul kabar baik yang diungkapkan oleh ilmuan terkat vaksin untuk untuk Covid-19, Moms.
Melansir dari Mirror.co.uk (18/4/2020), para ilmuwan berharap satu juta dosis vaksin untuk Covid-19 dapat tersedia pada bulan September.
Uji coba vaksin tesebut baru akan dilakukan minggu depan.
Meskipun terlalu dini untuk mengatakan apakah itu aman atau efektif, Profesor Sarah Gilbert, yang memimpin penelitian, sebelumnya mengatakan bahwa dia 80% yakin itu akan berhasil.
"Ini adalah pandangan saya, karena saya sering bekerja dengan teknologi ini, dan saya telah bekerja pada uji coba vaksin Mers, dan saya telah melihat apa yang dapat dilakukan," kata profesor vaksinologi tersebut.
Sebanyak 500 sukarelawan berusia antara 18 dan 55 tahun telah direkrut untuk mengambil bagian dalam uji coba tahap awal dan pertengahan.
Pengujian kemudian akan dilakukan di antara orang dewasa yang lebih tua, sebelum uji coba tahap akhir dengan 5.000 orang.
Meskipun para ilmuwan di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin yang dapat menawarkan perlindungan terhadap virus corona, vaksin Oxford adalah salah satu yang pertama yang mencapai uji klinis.
BBC melaporkan bahwa tim telah berhasil untuk maju dengan menciptakan virus simpanse rekayasa genetika, yang merupakan dasar untuk vaksin mereka, sebelum pandemi Covid-19 dimulai.
Mereka berharap bahwa dengan menggabungkannya dengan bagian-bagian dari virus corona baru, mereka dapat membuat virus "aman" yang akan mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi yang mematikan tersebut.
Pemerintah Inggris juga ikut ambil bagian dan telah mengumumkan soal adanya pembentukan satuan tugas baru untuk mendukung pengembangan cepat dan produksi vaksin.
Namun, menurut beberapa ahli, vaksin virus corona membutuhkan waktu sekitar 12-18 bulan untuk siap digunakan.
Bahkan di masa lalu, perlu hingga 10 tahun untuk vaksin diuji dan dilisensikan.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) bhawa 18 bulan adalah target yang realistis.
Marian Wentworth, presiden dan CEO Ilmu Manajemen untuk Kesehatan juga mengatakan, "jadinya vaksin benar-benar tergantung pada apa yang Anda maksud dengan 'memiliki vaksin'.
"Jika vaksin yang dimaksud adalah untuk digunakan massal dan bisa menyelamatkan hidup kita, maka 12 hingga 18 bulan mungkin benar."
Bahkan Bill Gates juga mengatakan hal tersebut,"sebaiknya vaksin dibuat untuk tersedia lebih cepat, 18 bulan adalah waktu yang tepat."
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | mirror.co.uk |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR