Nakita.id - Kian hari penyebaran Covid- 19 semakin mengkhawatirkan.
Untuk itu, demi memutus mata rantai penyebarannya di Indonesia pemerintah mengimbau seluruh masyarakat agar melakukan physical distancing dan tidak berpergian ke luar rumah kecuali untuk keperluan mendesak.
Namun, kondisi tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi Moms.
Si Kecil yang sudah mulai bosan tidak bisa bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya akan lebih mudah rewel atau merajuk.
Moms yang panik biasanya memilih jalan pintas untuk menghibur dan membuat Si Kecil tetap sibuk, yaitu menyodorkan hiburan-hiburan dan permainan yang ada di ponsel.
Cara ini memang sudah pasti ampuh mengusir kebosanannya, tetapi tidak baik untuk Si Kecil.
Perlu diketahui bahwa periode perkembangan anak yang sangat sensitif terjadi pada usia 1-5 tahun.
Menurut Muhibbin Syah dala bukunya Psikologi Belajar, usia satu sampai lima tahun sering disebut the golden age.
Baca Juga: Tingkatkan Kecerdasan Anak dengan Bermain Permainan #FamilyQuality yang Menyenangkan Ini
Pada masa ini seluruh aspek perkembangan perkembangan sensori, bahasa, emosi, sosial, motorik kasar, motorik halus, perkembangan kemampuan menolong diri sendiri, dan kemampuan kognitif (baca, tulis,dan hitung).
Pada masa ini Si Kecil mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga bisa mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya.
Maka dari itu Moms sebaiknya menyediakan sarana bermain yang merangsang motorik bagi si kecil demi tumbuh kembang optimal.
Bukan hanya hiburan yang mengatasi kejenuhannya saja.
Menurut Piaget dalam jurnal Riete de Vires menungkapkan bermain merupakan wahana yang di butuhkan untuk perkembangan berpikir anak.
Belajar yang paling efektif untuk usia dini adalah memlalui suatu kegiatan yang konkret dan pendekatan berorientasi pada permainan.
Kenali tahapan bermain Si Kecil
Oleh sebab itu sebelum menciptakan permainan-permainan buat Si Kecil, penting untuk mengenali dulu tahapan bermain bagi Si Kecil sesuai usianya.
Berbeda usia, beda pula cara, waktu dan alat yang cocok untuk dimainkan.
Menurut Bjorklund dan Pellegrini, ada lima tahapan bermain bagi usia satu sampai enam tahun.
1. Functional Play
Bermain yang melibatkan latihan gerakan berulang pada sejumlah otot, seperti mendorong bola atau merangkak mendorong kereta mainan. Kegiatan ini sangat baik bagi perkembangan otak pada anak.
2. Excercise Play
Mengembangkan dan melatih kekuatan otot-otot, ketahanan, efisiensi gerakan, dan keterampilan fisik.
3. Object Play
Sering disebut sebagai constructive play. Bermain dengan memahami ciri dan bagian dari sebuah benda dan melakukan sesuatu pada benda tersebut, misal: membuat perahu atau angsa sederhana dari kertas origami, membangun jembatan dari balok, rumah lego.
4. Social Play
Mendorong anak untuk bekerjasama, memperkuat ikatan, mengurangi perilaku agresif, misalnya kejar-kejaran di sekitar meja makan, petak umpet, rough & tumble.
5. Dramatic Play
Bermain pura-pura, di mana anak meniru aksi orang dewasa untuk melatih kemampuan dalam melakukan kegiatan orang dewasa, seperti menyapu, memancing, dan menyiapkan makanan.
Bagi Moms di rumah ingin memberikan sarana bermain bagi Si Kecil tetapi sedang minim ide, tenang saja.
Bebelac melalui kampanye #Bebelacdekatkanhati memberikan virtual class lewat IG Live berjudul “Ide Akitivitas Seru Untuk si Kecil” bersama Psikolog Anak dan Keluarga Roslina Verauli, M.Psi
Baca Juga: Lakukan #FamilyQuality Bersama Anak dengan Permainan Ini yang Bisa Kembangkan Soft Skill Anak
Ibu bisa tonton rekamannya di IG TV @bebeclub dengan klik tautan ini.
Selain membahas mengenai manfaat bermain untuk Si Kecil, Rosilina Verauli juga menjelaskan tentang beda tahapan bermain anak usia 1-6 tahun.
Tidak hanya itu, setiap hari Kamis jam 20.00 WIB ada kelas belajar seputar aktivitas Si Kecil selama di rumah saja di akun IG @bebeclub.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR