Nakita.id - Ternyata ada efek saat atau setelah seseorang terinfeksi Covid-19 ini, Moms.
Dikabarkan sebelumnya, jika bagi pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19, maka bisa mengalami gangguan pada bagian paru-parunya.
Melansir dari Kompas.com, beberapa penelitian menunjukkan pasien yang pernah terinfeksi Covid-19 mengalami kerusakan paru permanen.
Jika pasien sembuh, paru-paru mereka kemungkinan kondisinya tidak seperti sedia kala.
“Beberapa studi dan otopsi memang menunjukkan Covid-19 menghasilkan kerusakan paru permanen. Tapi kesembuhan pasien sangat bergantung pada tingkat keparahannya. Ada kemungkinan jaringan paru tidak bisa sepenuhnya mencapai seperti sebelum sakit,” jelas Prof David Muljono selaku Deputy Director Eijkman Institute of Molecular Biology.
Selain bisa merusak paru, ternyata orang yang terinfeksi Covid-19 juga bisa mengalami hal lain di permukaan kulitnya.
Melansir dari Kompas.com (4/5/2020), ada salah satu efek atau tanda terbaru jika seseorang terinfeksi virus corona jenis baru ini yakni munculnya pembekuan darah.
Pembekuan darah disebut berbeda-beda setiap pasiennya. Ada yang terlihat seperti bengkak kecil merah di beberapa bagian tubuh.
Lebih parahnya, penggumpalan darah bisa terjadi di arteri dan menyebabkan emboli paru atau memicu serangan jantung dan stroke.
Dilansir oleh Kompas.com dari Huffpost (30/4/2020), belum diketahui mengapa Covid-19 bisa menyebabkan banyak pasien mengalami pembekuan darah.
Sebuah studi menemukan bahwa hampir sepertiga pasien dalam perawatan intensif mengalami pembekuan tersebut.
Bagaimana bentuk pembekuan tersebut?
Sebagian pembekuan yang dialami pasien terletak di kaki dan di bawah permukaan kulit.
Hal tersebut menyebabkan munculnya ruam di jari-jari kaki.
Namun, dokter disebut juga menemukan gumpalan-gumpalan kecil di paru-paru.
Ahli penyakit dalam di Tuchson Medical Center, Matthew Heinz, mengatakan, gumpalan kecil yang tampak tak berbahaya itu justru menjadi indikasi bahwa penyakit parah sedang terjadi.
"Anda bisa berakhir dengan pembekuan kecil yang terbentuk di arteri koroner (yang akan menyebabkan serangan jantung). Dan di arteri kecil otak, itu bisa menyebabkan Anda stroke," kata Heinz.
Lebih lanjut menurut Heinz, hal tersebut bisa menjelaskan mengapa pasien Covid-19 yang berusia 30-40 tahun bisa mengalami stroke meski tak memiliki riwayat penyakit tersebut sebelumnya.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR