Tabloid-Nakita.com - Bedrest ditujukan untuk membatasi aktivitas fisik dan tekanan mental yang dapat meningkatkan risiko keguguran karena kondisi kehamilan tertentu. Di antaranya, jika ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi, menjalani kehamilan kembar, masalah mulut rahim, perdarahan, pertumbuhan janin terhambat, punya riwayat persalinan prematur, dan pecah ketuban.
Baca: 7 Kondisi Di Mana Ibu Hamil Wajib Bedrest
Dengan bedrest, Mama bisa mengurangi kepekaan rahim dan menghentikan kontraksi rahim dengan menjaga berat bayi dari leher rahim. Sebab saat berdiri, gravitasi bisa menarik berat bayi dan rahim ke bawah mendekati serviks. Akibatnya, serviks yang lemah bisa mulai membuka dan memicu persalinan prematur.
Bedrest juga mengurangi kerja jantung, ginjal, dan organ-organ lain. Dengan demikian, tubuh dapat berkonsentrasi pada kebutuhan bayi. Tidak ada yang dapat memperbaiki aliran darah ke bayi kecuali bila Mama benar-benar beristirahat. Istirahat juga makin diperlukan jika Mama menjalani kehamilan kembar.
Agar proses bedrest maksimal, Mama perlu memerhatikan aturan-aturannya. Dokter mungkin tidak menjelaskan secara detail, tetapi Mama harus berbaring dalam posisi yang benar selama yang Mama bisa. Jika dokter memberitahukan kondisi yang membuat Mama harus bedrest, mintalah petunjuk posisi tidur yang tepat untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Yang sulit saat bedrest adalah keharusan untuk tetap berada di tempat tidur itu sendiri. Mama perlu tahu hal-hal yang harus dihindari saat bedrest berikut ini:
* Tidak mampir ke tempat lain saat menuju atau kembali dari tempat praktik dokter. Langsung saja berbaring di tempat tidur begitu sampai di rumah.
* Ubah posisi setiap 30 menit untuk mencegah tekanan terus-menerus pada satu bagian tubuh yang sama. Sebelumnya, konsultasikan pada dokter bahwa hal ini boleh dilakukan.
* Hindari junk food yang kurang bergizi. Pilih makanan yang sehat, plus buah-buahan yang baik untuk menemani bedrest.
* Minumlah cukup air putih dan mengonsumsi serat agar tidak mengalami sembelit.
* Tak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa Mama lakukan, seperti merasa "terlalu banyak" tidur atau "tidak cukup" melakukan sesuatu. Lakukan apa yang bisa Mama lakukan sejauh batasan yang diberikan dokter. Sisanya, biarkan suami, asisten rumah tangga, atau keluarga dekat yang melakukannya.
* Usahakan tidak menyimpan sendiri keresahan Mama. Berbagilah dengan suami atau keluarga jika Mama ingin curhat.
* Jangan mengabaikan pesan dokter untuk bedrest, lalu memaksakan diri beberes rumah karena merasa bosan. Ingat Mam, semua ini Mama lakukan untuk kepentingan si kecil!
Singkatnya, selalu tegaskan bahwa bedrest diperlukan untuk kesehatan Mama dan si bayi. Belajarlah untuk rileks dan menenangkan diri. Dengan tidak melakukan hal-hal yang harus dihindari saat bedrest, pemulihan diri Mama akan jauh lebih mudah.
(Dini/Healthpages)
KOMENTAR