Nakita.id – Presenter Jeremy Teti sempat menghebohkan publik, lantaran pernyataannya yang menyinggung tentang pasangan LGBT dan sewa rahim atau 'surrogate mother'.
“Siapa yang bilang sejenis tidak bisa punya keturunan, iya nggak. Kalau di luar bisa menyewa rahimnya, maaf ya, kalau di Indonesia mungkin nggak bisa," ujar Jeremy Teti.
Terkait surrogate mother rupanya sempat ramai jadi perbincangan juga di Negara ini.
India sempat mendapat julukan sebagai ‘ibu kota ibu pengganti dunia”.
Setiap tahun tak ada data resmi diduga ada ribuan bayi made in India yang lahir dari rahim ibu India di lebih dari 3.000 klinik kesuburan di negara itu.
Baca juga Jeremy Teti: LGBT Bisa Sewa Rahim. Tapi Risikonya Mana Tahan
Bayi-bayi itu kemudian dibawa pulang oleh orang tua biologisnya ke kampung halaman mereka.
Penelitian yang disokong Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2012 menghitung ada lebih dari US$ 400 juta atau Rp 5,3 triliun duit yang berputar dalam bisnis jasa ibu pengganti di India.
Di beberapa negara seperti Australia, Kanada, Italia, dan Prancis, sewa janin di rahim ibu lain seperti di India merupakan praktek haram.
Di Amerika, ongkosnya sangat mahal.
Orang yang hendak memakai jasa ibu pengganti paling tidak mesti menyiapkan ongkos sekitar US$ 100 juta atau Rp 1,35 miliar.
Di India, harga yang ditawarkan untuk jasa sewa rahim ini hanya sepertiga dari biaya di Amerika.
Pada 2012, pemerintah India menerbitkan larangan ‘jasa’ ibu pengganti untuk pasangan homoseksual.
Tiga tahun kemudian, pada Oktober 2015, giliran jasa ibu pengganti bagi pasangan suami-istri warga asing yang dilarang. Desas-desus yang berembus mengabarkan, dalam Rancangan Undang-Undang Teknologi Proses Reproduksi dengan Bantuan yang tengah digodok pemerintah India bersama parlemen, jasa ibu pengganti juga bakal tertutup bagi pasangan suami-istri warga India.
Di India juga sempat ramai soal ‘pabrik bayi’ yang diklaim pertama di dunia di tahun 2013 silam.
Di tempat tersebut para calon orangtua, bisa mengirim sperma atau embrio ke seorang perempuan kemudian disewa rahimnya, untuk mengandung dan melahirkan anak. Setelahnya, si orangtua bisa datang untuk menjemput anak mereka yang baru lahir.
Klinik yang bernilai multi-juta dolar itu, akan dilengkapi apartemen bagi pasangan kaya yang datang berkunjung, satu lantai untuk para surogate mother (perempuan yang disewa rahimnya untuk mengandung bayi orang lain dengan iseminasi buatan), kantor, kamar bersalin, sebuah departemen IVF, bahkan restoran serta toko suvenir.
Baca juga Cari Tahu Kepribadian Moms, Cukup Dengan Memilih 1 Gambar Ini
Dokter di balik klinik pengembangan berteknologi tinggi itu adalah Nayna Patel, yang menjalankan sebuah klinik yang menampung sekitar 100 perempuan hamil dalam satu rumah.
Di tahun 2013 itu patel membayar setiap perempuan yang disewa rahimnya dengan tarif 8.019 dollar atau sekitar Rp 91 juta, dan menerima sekitar Rp 319 juta dari orangtua yang mengharapkan anak.
Program Patel di Anand, sebuah kota kecil di negara bagian Gujarat di mana klinik baru itu sedang dalam tahap pembangunan, telah melahirkan hampir 600 bayi untuk pasangan kaya.
Dr Patel, seorang perempuan, membeberkan dalam sebuah film dokumenter di program BBC Fourmalam bahwa dia telah menerima ancaman kematian dan menghadapi tuduhan mengeksploitasi orang miskin demi mendapatkan keuntungan.
baca juga Salut! Cara Jessica Iskandar Ajarkan Si Kecil Berbagi Ini Tuai Pujian
"Saya menghadapi kecaman dan saya akan mendapat kecaman lagi. Menurut banyak orang, saya kontroversial. Ada dugaan tentang penjualan bayi, pabrik pembuatan bayi," ujar Dr Patel.
Dr Patel menegaskan, bahwa ia sedang dalam misi seorang feminis. Ia mengatakan "penyewaan rahim adalah soal cara seorang perempuan membantu yang lain".
Dia menolak anggapan dirinya mengeksploitasi para perempuan yang menyewakan rahimnya itu.
"Para perempuan itu melakukan pekerjaan," katanya. "Ini sebuah pekerjaan fisik, mereka dibayar untuk pekerjaan itu. Para perempuan itu tahu tidak ada keuntungan tanpa rasa sakit."
Hingga saat ini jasa ‘sewa rahim’ sendiri masih menjadi fenomena yang memicu pro dan kontra, bagaimana menurut Moms?
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
KOMENTAR