"Ini (membuka kembali perekonomian) yang salah kaprah. Prinsipnya lebih baik bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Mencegah lebih baik dari mengobati," sambungnya.
Menanggulangi pandemi itu adalah untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan pembukaan suatu tempat wisata, mal atau tempat lain yang akan memungkinkan banyak orang datang, maka harus dilakukan penilaian risiko atau kajian risiko.
Dicky mengatakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi atau status pandemi Covid-19 di wilayah tersebut, apakah masuk zona berbahaya atau tidak.
Selain itu, dilihat juga bagaimana kondisi penularan tingkat komunitasnya, kasus baru harian, dan sebagainya.
Perlu dilihat juga apakah pengelola sudah memiliki serangkaian mekanisme baru yang menjamin terjaganya kepatuhan terhadap jaga jarak, personal hygiene, dan lain-lain.
Terlebih lagi, daktor risiko datangnya orang dari luar daerah akan berpotensi membawa atau terpapar virus.
Dicky pun melihat Indonesia masih belum ke arah sana dalam waktu dekat.
"Intinya banyak hal yang harus disiapkan dan dipastikan sudah terkendali," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tempat Wisata Dibuka Juni, Ahli Epidemiolog: Bisa Muncul Klaster Baru!".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR