Disebutkan pula melalui siaran umum kalau tidak ada pasien yang mendapatkan efek samping parah usai disuntikkan CoronaVac ini.
Pengujian tersebut dilakukan pada 743 orang dengan usia 18 sampai 59 tahun.
Dari total itu, 143 relawan berpartisipasi dalam Fase I, menguji keamanan imunisasi, yang merupakan jenis virus yang mati.
Orang dewasa yang tersisa berada di Fase II, melihat apakah antibodi akan dipicu setelah diberikan dua suntikan dalam 14 hari.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kelompok lain dalam penelitian ini akan diberi suntikan pada interval 28 hari untuk melihat apakah itu lebih efektif.
"Studi Fase I / II kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons kekebalan," kata CEO Sinovac, Weidong Yin, dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyimpulkan studi klinis Fase I / II kami dengan hasil yang menggembirakan ini adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perjuangan melawan COVID-19," tambahnya.
Weidong mengatakan, Sinovac telah mulai membangun fasilitas manufaktur untuk bersiap mulai membuat dosis jika percobaan lebih lanjut menunjukkan keberhasilan dan jika vaksin disetujui.
"Seperti halnya vaksin kami yang lain, kami berkomitmen untuk mengembangkan CoronaVac untuk penggunaan global sebagai bagian dari misi kami menyediakan vaksin untuk menghilangkan penyakit manusia," katanya.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Dailymail.co.uk,Wartakota |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR