Menurutnya, berdasarkan cerita nenek moyang, kejadian-kejadian serupa disebabkan oleh homang, atau siamang, yang suka mengambil anak kucing untuk dibawa ke dalam hutan.
Namun demikian, yang membuat penasaran, sesuatu yang menyerang ternak warga ini membingungkan karena menghisap darah dan meninggalkan bangkainya.
"Karena itu saat ini, kita bersama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, TNI dan Polri, serta masyarakat kita lakukan perburuan, setiap hari berburu mencari hewan kalau lah itu hewan," katanya.
Selain melakukan perburuan, tim gabungan itu juga memasang CCTV (camera trap) dan jebakan-jebakan di beberapa titik.
Namun juga belum mendapatkan jawaban yang pasti untuk mengetahui penyebab kematian misterius hewan ternak masyarakat Desa Pohan Tonga.
Masyarakat juga dilibatkan dalam regu berburu untuk membangkitkan rasa kepercayaan dirinya.
Membuat sayembara Untuk menambah semangat dan sekaligus menenangkan masyarakat di lokasi, pihaknya membuat sayembara senilai Rp 10 juta.
Uang tersebut nantinya untuk diberikan kepada siapa saja yang berhasil menangkap 'pelaku' yang sudah membuat kehebohan di masyarakat tersebut.
"Saya putuskan untuk memberi istilahnya spirit ke orang yang mau mencari. Mereka bisa menenangkan masyarakat, mengantisipasi masyarakat dengan cara berburu. dengan begitu, diharapkan hewan ini bisa ditangkap, mungkin jadi stres atau bagaimana," katanya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR