Beberapa hari setelah kelahirannya, tes kesehatan menunjukkan bahwa jumlah sel T dan B pada tubuh Sebastian sangat rendah.
Sel tersebut adalah sel yang berkembang untuk melawan infeksi.
Penyakit SCID ini terjadi pada 1 dari 40.000 – 75.000 kelahiran.
Penyakit ini hanya terjadi pada anak laki-laki karena adanya mutasi pada kromosom X, tapi anak perempuan bisa menjadi pembawa.
Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, jumlah sel T normal seharusnya antara 500 dan 1.200 per millimeter kubik darah, namun Sebastian tidak memilikinya.
Blanca mengatakan bahwa ia dan suaminya, Emil (33), membersihkan seluruh rumah mereka, meletakkan lima filter udara di sekitar rumah, dan mengubah ruang utama menjadi ruang isolasi.
Sebastian telah menjalani operasi tranplatasi sumsum beberapa bulan lalu dan hasil tes menunjukkan bahwa sel kekebalan T dan B di tubuhnya mulai meningkat.
BACA JUGA: Transplantasi Wajah Ala Ayat-Ayat Cinta 2 Ternyata Pernah Dilakukan Orang Indonesia
Orangtua Sebastian sangat berharap agar sistem kekebalan tubuh putranya cukup kuat sehingga ia tak harus hidup dalam isolasi.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Fairiza Insani Zatika |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR