Tabloid-Nakita.com - Berhubungan seks pertama kali setelah melahirkan mungkin akan terasa berat bagi Mama. Setelah seharian merawat si kecil dengan penuh cinta, berhubungan seks mungkin menjadi hal terakhir yang Mama pikirkan. Bahkan, Mama mungkin akan merasa egois jika memaksakan diri melakukannya. Jika pun Mama telah siap melakukannya, belum tentu semuanya berjalan lancar. Bisa jadi, ada kebiasaan bercinta yang berubah setelah melahirkan:
Awalnya akan terasa sakit
Meskipun Mama menjalani persalinan secara Caesar, ada kemungkinan hubungan seks pertama yang Mama lakukan tetap menimbulkan rasa nyeri di bagian vagina. Sebab, hormon-hormon postpartum bisa menyebabkan masalah di area vagina.
"Asumsinya, rasa sakit itu datang dari trauma persalinan yang bisa saja terjadi. Tapi mungkin juga berkaitan dengan rendahnya kadar estrogen yang memengaruhi elastisitas jaringan vagina," kata Rebecca Booth, MD, dokter kandungan dan kebidanan yang juga penulis buku The Venus Week.
Kadar estrogen menurun setelah Mama melahirkan, dan tetap rendah ketika menyusui. "Ketika ibu sedang menyusui, khususnya pada tahap awal, penurunan estrogen yang dikombinasikan dengan tingginya kadar prolaktin dan oksitosin, bisa seperti gejala menopause selama dua sampai tiga bulan pertama," tambahnya. Mama akan mengalami hot flashes, berkeringat, vagina terasa kering, dan seringkali nyeri.
Penis mengkerut, atau vagina yang melebar?
Tergantung pada usia dan berapa kali Mama pernah melahirkan, saat berhubungan seks pertama kali setelah melahirkan mungkin Mama merasa vagina jadi sedikit longgar. "Bahkan perempuan yang menjadi operasi caesar pun akan terpengaruh, karena hormon-hormon kehamilan bisa melebarkan rongga panggul," ujar Dr. Booth. Jadi, bukan karena penis suami yang mengecil.
Itu juga sebabnya mengapa perempuan yang menurunkan berat badan dengan cepat setelah melahirkan tidak bisa segera mengenakan kembali celana jinsnya yang biasa selama beberapa bulan. Nah, untuk mengencangkan kembali otot-otot dasar panggul, lakukan senam Kegel atau Pilates.
Tidak percaya diri dengan bentuk badan
Ketika hamil, mungkin Mama akan menerima perubahan tubuh yang terjadi. Namun setelah melahirkan dan menyadari tubuh tidak segera kembali ke bentuk semula, hal ini bisa meruntuhkan rasa percaya diri. Payudara, perut, bokong, paha, jari-jari tangan dan kaki, masih membengkak. Payudara yang penuh dengan ASI juga membuat Mama tak bisa membayangkan hal-hal seksual dengan kondisi tersebut. Belum lagi rasa nyeri pada puting payudara yang terjadi setelah menyusui si kecil.
Mama mungkin akan butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Namun percayalah Mam, Papa pasti tak akan memikirkan semua hal itu. Rasa tidak percaya diri, bahwa Papa akan menganggap Mama tidak menarik dengan bentuk tubuh seperti itu, hanya ada dalam pikiran Mama.
Jadi terbiasa dengan seks kilat
Para ibu baru biasanya akan memilih mengasuh sendiri bayinya, dan, hal ini benar-benar menguras tenaga dan waktu. Membayangkan sesi bercinta sepanjang malam sudah tak mungkin lagi. Karena itu, kemungkinan Mama akan mulai membiasakan diri untuk melakukan seks kilat yang tidak butuh waktu lama.
"Minta pasangan melakukan apa yang harus dilakukan agar Anda terangsang, dan kemudian Anda harus berusaha agar konsentrasi saat itu," kata Amy Levine, seorang konsultan seks di New York City. Pada saat itu, tak usah memikirkan kapan si kecil terakhir menyusu, atau apakah Mama sudah mencuci popoknya yang terkena ompol.
"Fokus saja pada apa yang Anda alami saat itu, apa yang dilakukan suami pada Anda, begitu pula sebaliknya. Jangan sampai pikiran melayang ke mana-mana," tukasnya.
Morning sex pun jadi!
Mama akan sulit menemukan waktu yang cukup untuk menjalankan hubungan intim, tak terkecuali pada malam hari. Karena, Mama tahu akan sering terbangun untuk menyusui atau mengganti pakaian bayi. Akibatnya, Mama lebih pilih tidur karena tubuh sudah terlalu lelah.
BERITA POPULER: Cara Daftar PKH yang Cair November 2024 hingga Alasan Andre Taulany Gugat Cerai Istri
Source | : | Fit Pregnancy |
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR