Tabloid-Nakita.com - ”Dok, apakah imunisasi masih penting? Ada yang mengatakan kalau imunisasi tidak lebih baik daripada pemberian ASI eksklusif, makanan bergizi, lingkungan sehat, serta suplemen.”
Itu adalah satu pertanyaan yang diungkapkan oleh seorang ibu dalam Program Edukasi Kesehatan Anak Bagi Orangtua (PESAT) yang digelar Yayasan Orangtua Peduli. Pertanyaan itu menghenyakkan ratusan peserta yang memadati ruang seminar. Betapa tidak, di tengah gencarnya program imunisasi, masih ada pihak yang meragukan dan mempertanyakan program imunisasi.
Faktanya, tidak ada satu penelitian pun di dunia yang menyatakan nutrisi, sanitasi yang baik, dan suplemen dapat menggantikan imunisasi. Kekebalan yang dibentuk tiga faktor tadi sangatlah berbeda. Berbagai komponen tersebut hanya membentuk kekebalan tubuh secara umum, tidak secara spesifik terhadap kuman tertentu. Meski si bayi sehat, kalau jumlah kuman yang menyerang banyak dan ganas, ia pun bisa sakit, cacat, atau bahkan kehilangan nyawa.
Ada pengalaman sangat berharga yang dapat dipetik dari negara-negara maju. Dulu, negara seperti Inggris dan Jepang tahun '70-an sempat menurunkan pemberian imunisasi akibat kekhawatiran atas dampak pemberian vaksin tersebut. Hasilnya, terjadilah epidemi kasus pertusis. Di Inggris angka penderita pertusis sempat meroket hingga 100.000 kasus dengan 36 harus meregang nyawa pada 1978.
Hal yang sama terjadi di Jepang, bila sebelumnya kasusnya hanya 393 tanpa kematian, setelah pemberian imunisasi diturunkan, kejadiannya bertambah menjadi 13.000 kasus dengan 41 kematian.
Jadi dapat disimpulkan, ASI dan suplemen tidak dapat menggantikan imunisasi. Belajar dari kasus di atas, orangtua perlu memberikan imunisasi pada anak untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
(FOTO: IDAI.OR.ID)
(Irfan Hasuki)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR