Tabloid-Nakita.com - Keputihan pada anak umum terjadi, dan biasanya tidak terlalu membahayakan. Meskipun begitu, jangan dibiarkan karena membuat anak tak nyaman. Selain itu, bila muncul bau tak sedap berarti sudah terjadi infeksi. Segera konsultasi ke dokter untuk dicari penyebab sekaligus penanganannya.
Apa saja tanda-tanda anak mengalami keputihan?
Vagina memiliki cairan atau lendir. Untuk membedakan apakah lendir tersebut normal atau tidak, kita bisa mencermati ciri-cirinya. Lendir yang normal biasanya tidak berbau, jernih, dan tidak menyebabkan gatal. Masuk kategori tidak normal jika warnanya putih susu, kuning, kehijauan, atau coklat, sekitar kemaluannya terlihat kemerahan, berbau tak sedap, cenderung agak banyak, anak mengeluh gatal, nyeri, dan sakit ketika buang air kecil.
Untuk mengatasinya, selalu bersihkan area tersebut dan terus jaga kebersihannya. Lalu, berkonsultasilah ke dokter untuk pengobatan yang tepat. Pengobatan tepat perlu segera dilakukan supaya infeksi bisa tertangani dengan baik dan tidak menyebar ke mana-mana. Keterlambatan penanganan dapat membuat infeksi ke rongga panggul, rahim, tuba, sehingga penanganan semakin sulit dilakukan.
Selain membuat anak sangat tidak nyaman, keputihan yang tidak tertangani dalam jangka panjang dapat mengganggu organ-organ reproduksi yang lain. Maka kita perlu mencegah sejak dini agar hal tersebut tidak terjadi.
Untuk mengajari anak menjaga kebersihan alat kelamin, tunjukkan bagaimana cara cebok yang benar. Minta anak tidak duduk di sembarang tempat terutama yang kotor. Minta ia menggunakan tisu/lap setelah cebok untuk mengeringkan area selangkangan. Hindari menggunakan celana terlalu ketat dan segera ganti celana dalam setelah beraktivitas yang menimbulkan banyak keringat.
Idealnya, anak mengganti celana dalam 2—3 kali sehari supaya tetap dalam keadaan kering. Jika hal ini terus dilakukan, pengobatan akan cepat berhasil dan dapat mencegah terjadinya.
(Irfan Hasuki)
KOMENTAR