Nakita.id - Maia Estianty kembali membicarakan bagaimana kisah asmaranya di masa lalu.
Hal ini diungkapkan Maia Estianty belum lama ini ketika menjadi bintang tamu di podcast Atta Halilintar.
Tak sendirian, istri Iwan Mussry ini hadir bersama kedua putranya yaitu El Rumi dan Dul Jaelani.
Dalam kesempatan tersebut, mereka bertiga diminta Atta untuk memilih antara menyayangi atau disayangi.
Hingga kemudian jawaban Dul yang paling beda yaitu memilih menyayangi.
Mendengar jawaban tersebut, Atta pun menyebut Dul memiliki hati yang lembut.
Karena menurutnya, orang yang suka menyayangi adalah orang yang tidak egois.
Kendati begitu, ia lantas menyebut Maia da El masih memiliki sifat egois.
“Biasanya ya guys yah, berarti hatinya paling lembut di sini adalah Dul. Karena Dul di sini lebih memilih menyayangi, berarti nggak egois," kata Atta.
"Kalau bunda sama El masih ada egoisnya, maunya disayangi.”
“Nggak gue suka aja kalau lagi menyayangi. Lagi menyayangi wanita suka bikin lagu banyak,” ujar Dul.
“Pantes, cewek lo banyak,” timpal Atta.
“Nggak. Maksud gue, kalau gue lagi menyayangi seseorang inspirasinya banyak gitu,” jelas Dul.
Bergantian kemudian Maia menjelaskan alasannya untuk memilih disayangi ketimbang menyayangi.
Rupanya jawaban tersebut berdasarkan pengalaman Maia yang dulunya bucin namun dikhianati oleh orang yang ia sayangi.
“Kalau gue gini, gue tuh kan dulu bucin. Gue terlalu menyayangi dulu kan, pada akhirnya banyak sakit hati, gue harus berubah,” ungkap Maia.
Maia pun menjelaskan bahwa hal ini tidak melulu soal pasangan, melainkan juga dalam hal seperti patner kerja atau lainnya.
“Jadi gue memperhatikan banget, tapi benar pada akhirnya kita yang dikhianati oleh mereka. Akhirnya, nggak ah, gue mau disayangin titik. Itu gue berubah, tadinya gue kayak Dul yang wah," papar Maia.
“Oh, jadi lahirlah dari terlalu banyaknya sakit hati jadi pengennya disayangin,” timpal Atta.
“Betul,” jawab Maia.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR