Tabloid-Nakita.com - Boleh dibilang, semua orang mengenal istilah “masuk angin”. Tidak hanya pada orangtua, istilah ini juga kerap
digunakan pada anak-anak. Masuk angin lazimnya banyak dikeluhkan orangtua sepulang dari bepergian atau ketika anak banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Meski istilah masuk angin sangatlah populer di masyarakat, namun sesungguhnya tak ada istilah masuk angin dalam dunia medis. Dr S. Djokomuljanto, MMed.(Paeds), SpA, dari Rumah Sakit Siloam Lippo Village Karawaci, dalam diskusi kesehatan di Jakarta, beberapa
waktu lalu, mengakui tidak menemukan istilah masuk angin dalam literatur ilmu kedokteran. Tegasnya, istilah masuk angin hanya ada di Indonesia, negara lain tidak ada yang mengenal istilah ini.
Apa sebenarnya tanda-tanda masuk angin pada anak?
Menurut Djokomuljanto, masuk angin sejatinya merupakan suatu gejala awal dari infeksi virus. Masuk angin tidak hanya menyasar pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Umumnya, masuk angin ditandai dengan gejala-gejala berikut ini:
1. Kembung, muntah dan mual.
Ditandai dengan rasa tidak nyaman di bagian atas perut anak. Penyebab kembung pada anak dapat karena intoleransi laktosa yang biasanya ditandai dengan sakit perut melilit dan kentut-kentut. Untuk mengatasinya, berikan susu non-laktosa pada anak. Bila penyebabnya adalah gangguan fungsi organ cerna, hal ini bisa diatasi dengan tidak memberikan makanan berlemak dan pedas, atau minuman yang mengandung soda, juga kafein kepada si sakit. Umumnya dokter akan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri, mengurangi asam lambung, dan meningkatkan gerakan usus.
2. Demam
Demam terjadi ketika suhu tubuh berada di atas normal (>37,50 C). Penyebabnya bisa virus, bakteri, atau jamur. Jika suhu bayi yang berusia kurang dari 3 bulan sudah mencapai 38° C, segeralah bawa dia ke dokter untuk dicek. Sedangkan bayi 3—6 bulan boleh menunggu hingga batas suhu 38,5° C, atau bayi di atas 6 bulan hingga 40° C sebelum dibawa ke dokter. Sampaikan kepada dokter mengenai kondisi lainnya jika ada, seperti tidak mau minum, tidur terus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang, kaku kuduk, sesak napas, muntah, diare, dan sakit kepala hebat.
3. Batuk, pilek
Gejala masuk angin antara lain juga batuk berdahak, meler, hidung tersumbat, dan demam. Biasanya disebabkan oleh virus. Untuk mengatasi cukup dengan beristirahat, banyak minum air, dan menjaga lingkungan tetap hangat. Bila ingin mengonsumsi obat, konsultasikan terlebih
dahulu dengan dokter.
4. Diare
Penyebab diare adalah virus. Diare ditandai dengan perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 ml/kg/hari). Peningkatan frekuensi menjadi lebih dari 3 kali sehari. Untuk menangani berikan banyak cairan. Gunakan garam oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
5. Anak jadi rewel
Kerewelan pada anak ditandai dengan rasa tidak nyaman yang membuat anak kerap menangis dan tidak mau makan. Ada dua penyebab kerewelan pada anak, yakni non-medis dan medis. Orangtua hendaknya mencari tahu penyebabnya dengan cermat. Penyebab nonmedis, antara lain kegerahan, kedinginan, kepanasan, kelelahan, kembung, lapar, popok yang sudah penuh, dan lain-lain.
Segera atasi penyebabnya itu dan berusahalah memberikan kenyamanan pada anak. Caranya, bisa dengan menyusui langsung; menggendong; memberikan belaian hangat di punggung, lengan dan tungkai; memperdengarkan musik lembut; atau gantilah popoknya bila penuh.
Tanda-tanda masuk angin juga bisa dipicu oleh penyebab medis, umumnya adalah infeksi, tumbuh gigi, biang keringat, kolik atau alergi. Tugas orangtua adalah mencari tahu penyebab dan mengatasinya. Untuk infeksi, cari tahu, apakah karena virus atau bakteri? Bila alergi, cari tahu pencetusnya dan hindari sebisa mungkin.
(Utami Sri Rahayu)
KOMENTAR