Namun pada kasus Paulo, ada dua atau tiga jalur di jantungnya, sehingga denyut jantungnya lebih sering dari normal," tutur dr Perrin, dikutip dari ABC Australia.
Operasi dilakukan dengan menggunakan teknologi 3D untuk memetakan jantung Paulo. Setelah itu dengan laparoskopi, dokter akan menggunakan laser untuk menutup jalur yang menghubungkan bagian depan dan belakang jantung Paulo, hingga tersisa satu saja.
BACA JUGA: Tahu Istrinya Melakukan Operasi Plastik, Pria ini Malah Menyesal
Operasi serupa pernah dilakukannya 18 bulan lalu. Namun hasilnya tidak maksimal karena dokter kesulitan menemukan jalur yang hendak ditutup, dan akhirnya Paulo mengalami kekambuhan.
"Jika operasi ini sukses, ia tidak akan perlu lagi melakukannya. Kondisinya bisa disembuhkan dan kami berharap Paulo bisa menjadi remaja normal," tutupnya. (*)
Source | : | ABCNews,detik.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR