Beberapa anak mengalami gejala berupa ruam merah yang disertai rasa gatal, diare hingga tinja berdarah, bersin, dan batuk.
Gejala-gejala tersebut dapat langsung timbul saat pertama kali atau setelah beberapa minggu diberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi.
Namun, sebelum menyimpulkan bahwa si Kecil mengalami alergi susu sapi karena timbulnya satu atau dua gejala di atas, pastikan dulu dengan tes alergi. Moms dapat melakukannya dengan mudah di Allergy Symptom Checker by Nutriclub di sini.
Baca Juga: Tampak Sepele, 8 Hal Ini Ternyata Pantang Dilakukan Pasca Proses Bayi Tabung, Bisa Gawat Nantinya!
Melalui tes tersebut riwayat alergi keluarga, risiko alergi yang diturunkan pada si Kecil, hingga cara pencegahannya dapat diketahui.
Memberikan susu formula yang tepat
Moms tidak perlu khawatir soal kecukupan gizi ketika si Kecil tidak dapat memperoleh ASI dan juga memiliki alergi susu sapi.
Masih ada cara untuk memenuhi nutrisinya agar tumbuh kembang terjamin optimal dengan formula berbahan dasar susu sapi. Caranya dengan memberikan susu formula terhidrolisis ektensif.
Pada susu formula terhidrolisis ekstensif atau extensive hydrolyzed formula (EHF), protein susu sapi dipecah menjadi peptida berukuran lebih kecil.
Baca Juga: Apakah Alergi Susu Sapi pada Si Kecil Berisiko? Coba Kenali Tanda-tanda Ini Moms
Dengan demikian tidak lagi dikenali oleh tubuh sebagai protein susu sapi dan reaksi alergi tidak akan timbul.
Uji klinis yang dilakukan oleh American Academy of Paediatrics Nutritional Committee menunjukkan sebanyak 90 persen penderita alergi terhadap protein susu sapi tidak mengalami gejala usai mengonsumsi susu EHF.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR