Hal itulah yang membuat paru-paru tidak memiliki ruang untuk pertukaran oksigen.
“Itulah yang dilakukan virus corona terhadap paru. Paru diisi oleh cairan yang membeku. Tidak ada lagi rongga atau pori tempat terjadinya pertukaran oksigen,” jelasnya.
Mulanya, bagian paru-paru pinggir lah yang mengalami kerusakan saat terinfeksi virus corona.
Setelahnya, infeksi melebar ke bagian tengah paru dan lama-kelamaan paru menjadi padat.
Bahkan, disebutkan bahwa virus corona bisa merusak paru-paru secara permanen, loh.
Namun kata David hal ini bisa saja terjadi, tergantung kemampuan regenerasi paru masing-masing pasien.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR