Kemudian, di akhir November 2020, virus dengan mutasi D614G telah mendominasi 90% virus penyebab kasus positif Covid-19 di dunia.
Virus dengan mutasi D614G ini awalnya terjadi di benua Eropa, kemudian diikuti di Amerika Utara, Oseania dan Asia.
Dekan FK-KMK, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K)., menuturkan penemuan awal ditemukannya mutasi virus Covid-19 ini diharapkan akan mendukung upaya pemerintah yang saat ini tengah dalam uji pengembangan vaksin.
“Kita sangat bersyukur ada penemuan awal ini sehingga nantinya bisa berperan dalam pengembangan vaksin maupun obat dan terapi kedepannya. Selain itu, memberikan dampak pada strategi kebijakan kesehatan masyarkat maupun pengelolaan pasien di rumah sakit,” katanya.
Lantaran virus terus berkembang seiring waktu, pemeritah tak bosan-bosannya mengingatkan masyarakat untuk selalu #IngatPesanIbu dan melakukan protokol kesehatan 3M.
Selama vaksin belum ditemukan dan bisa disuntikkan secara aman, mencuci tangan, menjaga jarak, dan selalu memakai masker setiap kali berada di luar rumah menjadi hal yang wajib untuk selalu kita jalankan.
#NakitaCovid-19
Baca Juga: Kabar Terbaru, Masa Karantina Covid-19 Resmi Diubah Tidak Lagi Menjadi 14 Hari, Ini Penjelasan Ahli
Source | : | kompas,BBC,ugm.ac.id |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR