Nakita.id - Moms jika menyebut nama Syekh Puji, tentu masih ingat kisahnya saat menikahi gadis 12 tahun.
Sosok pria ini sempat membuat heboh Dunia karena menikahi seorang remaja perempuan berusia 12 tahun bernama Lutfiana Ulfa.
Pria bernama asli Pujiono Cahyo Widianto ini memang sudah jarang terdengar publik. Terlebih usai dirinya keluar bersyarat dari tahanan Polrestabes Semarang Jawa Tengah pada 2009.
BACA JUGA: Eskalator Tidak Ramah Anak. Akibat Ayahnya Lalai, Anaknya Jadi Korban
Lelaki berusia 51 tahun ini juga dikenal memiliki kekayaan yang melimpah.
Lalu apa kabar Syekh Puji dan Ulfa saat ini ya Moms?
Dilansir dari Tribunnews.com (13 Oktober 2017) yang mengutip Post Belitung, ada sedikit cerita dari seorang blogger yang mendeskripsikan kehidupan Syekh Puji, yang kabarnya sudah berbeda dari yang dahulu.
Blogger tersebut bernama Arief Firhanusa yang menulis di Kompasiana (14 Desember 2013) dengan judul Syekh Puji Lama Tak Jadi Berita, Kemana Saja?
"Beberapa kali saya pernah melihatnya dengan jubah putih ala padang pasir seperti saat ia menaiki Yamaha Mio sedang membeli bensin di SPBU dekat rumah sekaligus pondok pesantrennya, Miftahul Jannah, tanpa helm, belum lama ini," tulisnya di Kompasiana.
BACA JUGA: Risiko Susuk Jangan Dianggap Remeh, Depresi, Bikin Gemuk, Juga ...
"Kali lain, belum lama ini, saya juga sempat melihatnya sedang belanja sesuatu di pasar Bandungan, sebuah obyek wisata masih di kawasan Kabupaten Semarang, tanpa jubah dan tasbih besar di leher. Kata pedagang pasar, ia membeli sayuran untuk pakan kijang-kijang yang ia pelihara di pekarangan," lanjutnya.
Syekh Puji juga dikabarkan sudah tidak hobi pamer lagi dan justru menyibukkan diri serta fokus pada usahanya melalui PT Sinar Lendoh Terang (Silenter).
Diketahui perusahaan ini memproduksi kaligrafi berlapis kuningan yang diekspor dengan pendapatan bersih lebih dari Rp 300 juta per bulan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR