Nakita.id - Tidak sedikit orangtua yang membiarkan masalah gigi pada anak-anak saat mereka masih memiliki gigi susu.
Pasalnya permasalahan gigi saat masih dalam kondisi gigi susu dianggap akan berlalu setelah tanggal.
Artinya gigi susu yang bermasalah akan hilang dan digantikan dengan gigi baru.
Nyatanya masalah gigi meski masih usia anak-anak perlu diatasi loh Moms.
Baca Juga: Moms, Ikuti Trik Unik Ini Supaya Masker Medis Pas di Wajah Si Kecil
Salah satu perawatan masalah gigi yang bisa dilakukan sejak usia anak-anak yaitu ortodonti.
Mungkn Moms lebih mengenalnya dengan istilah 'behel' tapi ortodonti tak sekadar itu saja.
Masalah-masalah ortodonti yang bisa dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa di antaranya gigi berantakan, gigi tonggos, gigi miring, gigi cameh, dan masih banyak lagi.
Dokter gigi ahli ortodonti, drg. Benny M. Soegiharto, M.Sc., MOrthRCS.,Ph.D., Sp.Ort (K) menyebutkan bahwa perawatan gigi ortodonti dibutuhkan untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan gigi mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Perawatan ortodonti ini terdapat 3 tahapan yaitu preventive, interceptive, dan comprehensive.
Baca Juga: Gigi Susu Si Kecil Berlubang Perlu Ditambal atau Tidak? Begini Penjelasan Dokter
Tahap preventive
Sesuai dengan namanya, dalam tahap ini ahli ortodonti akan melakukan pencegahan.
Umumnya dilakukan pada anak-anak berusia 5-10 tahun yang memiliki disharmoni rahang tidak terlalu parah.
Contohnya dalam masalah gigi susu yang sudah terlanjur tanggal tetapi gigi penggantinya atau gigi permanen masih butuh waktu lama untuk tumbuh.
Sementara di belakang gigi susu yang tanggal terdapat gigi graham yang sudah muncul sehingga terjadi kekosongan.
Baca Juga: Yuk Moms! Contek Tips Berikut Agar Si Kecil Rajin Menggosok Gigi
"Kalau tidak berhati-hati dan tidak menjaga akhirnya gigi graham yang di belakangnya akan maju dan akhirnya menutup jalan keluar gigi yang dibawahnya," ujar dr. Benny dalam webinar yang diadakan oleh RS Pondok Indah.
Dan dr. Benny juga menyebutkan bahwa tidak semua orang memiliki gigi pengganti loh Moms ternyata.
"Belum tentu setiap orang ada gigi penggantinya. Ada orang-orang yang tidak ada gigi penggantinya. Itu utama faktor genetik," jelasnya.
Tahap Interceptive
Di tahap intrceptive dilakukan pada anak-anak di usia 7-12 tahun.
Baca Juga: Anak Mengalami Sakit Gigi? Atasi dengan 3 Cara Ini untuk Hilangkan Rasa Nyerinya
Dalam tahap ini sudah bukan mencegah terjadinya masalah gigi, tetapi untuk melakukan manipulasi dari masalah tersebut
Manipulasi ini berguna agar disharmoni rahang yang tidak terlalu parah.
Tetapi perawatan ortodonti di sini tidak akan membuat Si Kecil diharuskan memasang kawat gigi.
"Kalau tahapan ini bukan berarti 7-12 tahun dipasangi kawat gigi karena akan berisiko jadi ada tahapan lain yang sifatnya mempengaruhi tumbuh kembang wajah," jelasnya.
Biasanya masalah dalam tahap ini terjadi karena kebiasaan mengisap jari, menulurkan lidah, mengigit bibir, minum susu melalui dot terlalu lama, dan mengigit jari.
Baca Juga: Anak Susah Diajak ke Dokter Gigi? Ini Cara Ampuh Agar Si Kecil Tertarik
Tahap Comprehensive
Ini merupakan tahap terakhir dan dilakukan ketika anak sudah memasuki usia remaja.
Orang-orang dewasa juga dilakukan perawatan dalam tahap ini ketika terjadi permasalahan.
Selain itu, anak-anak yang sudah memiliki gigi permanen yang masih bercampur dengan gigi susu atau justru sudah berganti gigi permanen semua juga akan dilakukan perawatan dalam tahap ini.
Dalam tahap ini dilakukan perawatan bagi pasien yang memiliki disharmoni rahang parah.
Hal itu bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika dari rahang.
Itu dia Moms 3 tahap perawatan yang bisa dilakukan sejak belum miliki gigi permanen.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR