Tabloid-Nakita.com – Anak menangis menjadi hal yang biasa terjadi. Namun, menangis kadang menjadi senjata anak untuk mengungkapkan emosi. Padahal menangis bukanlah solusi dalam segala sesuatu. Anak yang menangis terus menerus tidak akan memahami bagaimana caranya menyampaikan sesuatu dan menyelesaikan konflik. Untuk itu, Mama perlu menjadi orang yang mampu menghentikan anak menangis.
Baca juga: Anak menangis di malam hari,waspadai ini!
1.Kenali penyebabnya
Tangisan anak punya berbagai alasan yang mungkin sederhana. Mengantuk dan lapar menjadi salah satu alasan yang sering terjadi. Anak biasanya tidak memahami bagaimana caranya menyampaikan hal tersebut atau mungkin adanya pemaksaan untuk melakukan sesuatu sehingga anak menjadi menangis. Jika anak merengek meminta sesuatu, segera dekap dan peluk dan katakan secara halus bahwa menangis tidak akan menyelesaikan sesuatu.
2.Jangan jadikan kebiasaan
Anak akan melakukan menangis secara terus menerus jika memang sudah jadi kebiasaan. Biasanya kebiasaan itu akan membuatnya dalam kondisi aman. Mama perlu mengajarkan bahwa menangis tidak akan mengubah banyak hal. Mama juga jangan terbiasa langsung mengabulkan apa yang anak mau ketika mulai menangis. Hal ini akan mengajarkan pada anak bahwa setiap masalah harus diselesaikan dengan baik dan bukan dengan cara menangis.
Baca juga: Selalu menangis kalau kemauannya ditolak
3.Jangan biarkan anak menang dengan menangis
Saat anak mulai menangis, Mama jangan justru mengeluarkan emosi marah dan kesal. Memeluknya dan memberikan kasih sayang justru membuat anak akan menjadi lebih tenang dan melupakan apa yang jadi keinginannya. Anak yang menangis terus menerus akan justru membuat Mama kalah dan memilih mengabulkan apa yang ia inginkan. Jika Mama ingin membiarkan anak menangis, jangan sekali-kali malah berbalik mengabulkan apa yang ia mau.
Baca juga: 5 sebab batita menangis dan solusinya
4.Berikan respons positif
Ketika anak menangis, dekati ia dan bisikkan kata-kata dengan nada lembut. Nada yang lembut akan menstimulus anak untuk diam. Marah dan emosi akan malah memberikan stimulus anak untuk tetap menangis dan membuat anak bingung bagaimana mengungkapkan emosinya. Contoh yang baik untuk mengekspresikan emosi dapat menjadi cara menghentikan anak menangis.
(Niken/Everyday Families)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR