Nakita.id - Beberapa saat lalu metode baby led weaning atau BLW sempat menjadi tren.
Melalui metode BLW ini bayi akan disuguhkan makanan dalam bentuk potongan kecil-kecil dengan tekstur lembut karena sudah dikukus atau direbus.
Nantinya bayi akan dibiarkan mengambil dan menyantap makanannya sendiri hingga habis.
Sayangnya metode BLW ini menuai pro dan kontra.
Bagi yang mendukung menganggap metode ini bisa membantu anak mengenal makanan dan eksplorasi.
Sementara yang kontra terhadap metode ini dikarenakan khawatir tersedak.
Rupanya menerapkan metode BLW ini tidaklah salah, asalkan di usia yang tepat yaitu memasuki 9 bulan.
Dalam liputan khusus Nakita.id kali ini, seorang dokter anak, dr. Juliawaty Salim, Sp.A menyebutkan bahwa menerapkan metode BLW sejak bayi memulai MPASI tidaklah disarankan.
Ada 2 dampak buruk kalau finger food atau metode BLW diterapkan sejak usia 6 bulan.
Baca Juga: Tak Hanya Kemerahan, Inilah 3 Reaksi Alergi Pada Bayi Saat MPASI yang Harus Diwaspadai
Tersedak
Dampak pertama yang bisa timbul akibat memberikan finger food atau menerapkan metode BLW sejak bayi usia 6 bulan yaitu tersedak.
"Dulu ada dikatakan bahwa bayi bayi boleh diberikan seperti itu tapi ternyata setelah diteliti itu banyak kejadian-kejadian tersedak," ujar dr. Julia dalam wawancara eksklusifnya bersama Nakita.id.
Perlu diketahui bahwa tersedak tidak bisa dianggap sepele karena bersifat darurat.
Kepada Nakita.id, dokter yang praktik di RS Mitra Keluarga Kemayoran menyebutkan bahwa tersedak bisa menutup saluran pernapasan.
Baca Juga: Dilarang Memberi Minum! Inilah 3 Cara Mengatasi Bayi Tersedak Sesuai Anjuran Dokter Anak
"Dia (tersedak) bisa menutup saluran napas si anak tersebut dan anak itu bisa benar-benar langsung kekurangan oksigen jadi biru," ujar dr. Julia.
Kekurangan nutrisi
Selain tersedak, kekurangan nutrisi juga bisa menjadi dampak buruk penerapan BLW sejak usia 6 bulan.
Seperti yang diketahui bahwa dalam penerapan BLW Si Kecil akan memilih makanannya sendiri.
Ia akan mengambil dan menghabiskan sendiri.
Artinya besar kemungkinan ia hanya akan mengonsumsi makanan yang dianggap enak saja.
Baca Juga: Tak Hanya Kemerahan, Inilah 3 Reaksi Alergi Pada Bayi Saat MPASI yang Harus Diwaspadai
Alhasil makanan yang lain akan ia singkirkan dan tidak mau makan.
"Otomatis kalau seperti itu (memilih makanan sendiri) tentu banyak nutrisi yang ketinggalan enggak dapat oleh si bayinya akibatnya nutrisinya enggak cukup,' ujar dr. Julia.
Kekurangan nutrisi saat MPASI tidak boleh diabaikan karena akan mengganggu dan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.
Sementara kenapa bayi usia 9 bulan sudah diperbolehkan?
dr. Julia menyebutkan bahwa bayi usia 9 bulan sudah memiliki kemampuan oromotor yang lebih baik.
Kemampuan oromotor sendiri yaitu keterampilan anak untuk makan yang mencakup rahang, gigi, dan sebagainya.
"Dia sudah bisa menggerakkan rahangnya dibuka tutup, kemudian dia bisa memindahkan makanan dari sisi satu ke yang lain sehingga risiko tersedaknya lebih berkurang," ujar dr. Julia.
Baca Juga: Tak Sekadar Untuk Kenyang, Dokter Anak Ungkap Manfaat MPASI Bagi Bayi yang Sebenarnya
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR