TANYA:
Ibu Mayke, salam kenal. Bu, saya sering kali dibuat bingung dengan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” jika membahas soal anak-anak. Sebab banyak majalah, tabloid, juga buku yang menggunakan dua istilah ini secara bergantian. Apakah perbedaan kedua istilah ini? Mohon penjelasan Ibu Mayke tentang istilah tumbuh kembang ini. Terima kasih.
Bunaya – Banda Aceh (via e-mail)
JAWAB:
Sebenarnya istilah pertumbuhan dan perkembangan berbeda pengertiannya, namun saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Masyarakat awam sering kali menggunakan istilah tersebut secara bergantian. “Pertumbuhan” mengacu pada perubahan kuantitatif yang terjadi pada seseorang. Sebagai contoh, perubahan berat dan tinggi badan, lingkar kepala, volume otak, jumlah gigi, kekuatan otot, panjang tungkai lengan dan kaki. Lingkar kepala dan volume otak pada anak akan tumbuh menyamai orang dewasa.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh asupan makanan yang bergizi dan menjadi modal dasar untuk menunjang perkembangan yang pesat pada anak. Selain itu, pengasuhan yang dipenuhi dengan kasih sayang akan menunjang pertumbuhan anak. Sebagai contoh (hasil penelitian), anak-anak yang dibesarkan tanpa kasih sayang, pertumbuhannya lebih lambat, demikian pula sebaliknya.
“Perkembangan” mengacu pada perubahan yang terjadi secara kualitatif. Misalnya, dalam hal bahasa, perkembangan berlangsung mulai prespeech (terdiri atas: tangisan, celotehan, meraban/babbling); menjadi speech, diawali dengan tahap satu kata (sekitar usia 12–18 bulan), berbicara dalam kalimat (sekitar usia 2 tahun). Perubahan kualitatif pun dapat kita amati dari aktivitas motorik; pada awalnya anak hanya bisa tengkurap, berlanjut dengan merangkak, berdiri, merambat, berjalan sendiri, berlari, dan seterusnya. Kemampuan motorik halus mengalami perkembangan, dari tidak terarah menjadi lebih terarah, misalnya bisa mengancingan baju sendiri, mewarnai gambar. Kemampuan sosialnya berkembang, tadinya terpusat pada ibu dan keluarga inti, lama kelamaan karena anak diberikan kesempatan bergaul dengan tetangga, PAUD, masyarakat gereja/masjid, dan lain-lain, dia mampu menerima kehadiran orang-orang yang tadinya asing, menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda-beda.
Kemampuan bantu diri, mulanya makan berantakan¸melalui latihan, dukungan dari pengasuh (terutama ibu), dia akan mampu makan sendiri tanpa tumpah-tumpah. Perkembangan anak akan terjadi dengan pesat apabila pengasuh (diutamakan ibu) mengasuh anak dengan kasih sayang, memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba melakukan sendiri, bereksperimen. Semua proses perkembangan ini melalui tahap coba-salah (trial & error), adakalanya anak gagal, hasil kerjanya kurang memuaskan, cedera tubuh.
Akan tetapi semuanya perlu dialami anak, sebab pengalaman belajar merupakan bentuk sekolah pertama yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, stimulasi yang diberikan oleh orangtua sangat diperlukan, disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, keunikan anak (ada yang cerdas vs lemot; mudah diatur vs membangkang; bersemangat vs pasif; cantik menarik vs menyebalkan, penakut vs pemberani).
Interaksi, komunikasi dengan anak sangat penting dilakukan dengan mengajaknya berbicara, mendengarkan keluh kesah anak, mendengarkan pengalaman yang membanggakan dirinya, menanggapi permintaan atau rengekannya. Jangan sampai anak dibiarkan bereriak-teriak marah, sebab orangtua tidak memedulikannya, tapi tanggapi dulu sejenak dan katakan bahwa pengasuh (ibu) akan mendengarkan ceritanya setelah selesai masak atau menerima telepon yang sangat penting, dan lainnya. Interaksi, komunikasi, menjadi cikal bakal agar anak berkembang menjadi manusia dewasa yang mampu berbahasa dengan baik, mempunyai emosi sehat, bertenggang rasa, berpikir dulu sebelum bertindak.
Saya sudahi dulu tulisan ini. Dari pertanyaan mengenai apa beda pertumbuhan dan perkembangan, pembahasan saya perluas pada pentingnya pengasuhan dan berharap para orangtua, para pendidik anak PAUD di seluruh tanah air semakin menyadari pentingnya pengasuhan anak usia dini yang dilakukan dengan penuh kasih, mengasah anak dengan stimulasi yang tepat, demi masa depan anak-anak kita. Amin.
Asuhan:
Dra. Mayke Tedjasaputra, MSI.,
Play Therapist dan Psikolog
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR