TANYA:
Bu Mayke yang baik, anak sulung saya, lelaki, tahun depan akan masuk SMP. Saya cemas karena sampai sekarang anak saya ini kalau belajar harus disuruh dulu, bahkan sering kali harus ditunggui karena kalau tidak, enggak akan belajar. Kelihatannya dia tidak suka belajar dan kurang da niat untuk belajar sendiri padahal sebentar lagi ujian. Saya sungguh capek dan bingung, bagaimana mengatasi anak seperti ini. Mohon saran Ibu Mayke. Terima kasih.
Gharsina – Palu, Sulteng
JAWAB:
Berdasarkan keluhan yang Ibu sampaikan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Pertama, lingkungan rumah tidak kondusif untuk belajar, teman sepermainan atau anggota keluarga bukan menjadi contoh bagi anak bahwa pendidikan adalah hal yang penting. Kedua, tidak terbentuk tanggung jawab atas diri sendiri, baik dalam hal belajar maupun kegiatan lainnya. Gejala tersebut biasanya disebabkan sejak kecil anak tidak terkondisi untuk melakukan tugas-tugasnya secara mandiri, terlampau banyak diatur, dan dibantu. Ketiga, sejak kecil anak tidak terbiasa membagi waktu antara bermain bebas dan melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, berpikir dan berimajinasi seperti membaca, merakit/menyusun mainan.
Keempat, anak mempunyai pengalaman buruk mengenai belajar, entah karena drilling yang berlebihan melampaui kapasitasnya sebagai anak usia balita, atau ketika belajar sering kena marah sehingga akhirnya dia tidak menyukai belajar. Kelima, anak tidak mengerti, mengapa dia harus bersekolah dan harus belajar, walaupun mungkin orangtua sudah menjelaskan bahwa agar di kemudian hari mudah mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan. Di antara sekian pilihan, Ibu bisa memilah-milah, mana kiranya yang menjadi cikal bakal dari perilaku anak saat ini sehingga penyelesaiannya bisa disesuaikan dengan faktor penyebab.
Untuk mengatasinya, Ibu bisa bernegosiasi dengan anak sambil menumbuhkan tanggung jawabnya. Caranya, tawarkan pada anak jam berapa dia akan mengerjakan tugasnya, sehingga inisiatif diharapkan datang dari anak. Buat peraturan, kalau dia mengingkari janjinya, sanksi apa yang dia pilih dengan persetujuan orangtua.
Setelah anak menetapkan waktu, tinggal memantau apakah pada jam tersebut dia belajar. Apabila anak tidak juga belajar, dia akan terkena sanksi yang harus dijalani anak sebagai konsekuensi dari perbuatannya dan ketika prestasi belajarnya tidak memuaskan, biarkan itu menjadi tanggung jawab anak. Sekian informasi yang bisa diberikan. Saya berharap Ibu/Bapak senantiasa kompak menerapkan aturan ini pada anak.
Pengasuh:
Dra. Mayke Tedjasaputra Msi.,
Play Therapist dan Psikolog
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR