Nakita.id - Bisakah anak-anak menderita rabun jauh atau mata plus?
Kalau berbicara gangguan pengelihatan atau mata rabun, rabun dekat atau mata plus identik dengan orang lanjut usia.
Dan untuk anak-anak hingga dewasa cenderung mengalami gangguan pengelihatan rabun jauh atau mata minus.
Tapi siapa sangka tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak juga bisa menderita rabun dekat atau mata plus.
Bahkan disebutkan pula anak-anak pada dasarnya justru memiliki mata dengan rabun dekat.
Kok bisa?
Untungnya anak dengan mata plus lebih besar kemungkinan untuk sembuh loh.
Hal itu diungkapkan langsung oleh dokter anak dr. Dian Astriani, Sp.M kepada Nakita.id dalam wawancara eksklusifnya.
Perlu diketahui terlebih dahulu, kalau rabun jauh disebabkan oleh bola mata yang memanjang, maka rabun dekat terjadi karena bola mata lebih pendek.
Alhasil cahaya akan jatuh di belakang retina sehingga dibutuhkan lensa plus atau cembung untuk memperbaikinya.
Sama seperti mata minus, mata plus juga bisa disebabkan oleh genetik atau keturunan.
"Jadi kalau orangtuanya ada yang berkacamata plus. Itu ada kemungkinan ada seperti itu juga," jelas dokter yang praktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya.
Bahkan disebutkan oleh dr. Dina bahwa anak bayi hingga usia 3 tahun memang memiliki mata plus.
"Tapi nanti seiring mereka tumbuh mereka akan lama-lama bergeraknya ke arah minus. Jadi harusnya dia menjadi nol," jelas dr. Dian.
Dengan begitu ketika ditemukan anak usia 3 tahun memiliki mata plus, maka akan dilakukan observasi dan besar kemungkinan lensa plusnya berkurang hingga menjadi normal.
Apakah artinya bisa sembuh total?
dr. Dian membenarkan bahwa mata Si Kecil bisa kembali normal, tetapi ada hal yang harus diperhatikan.
dr. Dian memang menyebutkan bahwa seiring tumbuh kembang Si Kecil, maka kondisi lensa matanya akan bergeser.
Artinya dari plus, bola mata akan tumbuh dan menjadi 0.
Tapi bukan berarti bisa sembuh total.
Pasalnya karena bergeser ke arah 0, maka ada kemungkinan juga akan terus bergeser dan mata Si Kecil menjadi minus.
Dan untuk mata minus artinya bola mata sudah bertumbuh jadi lonjong sehingga sulit untuk kembali memendek lagi.
"Seiring dengan pertumbuhan itu tadi bola matanya semakin panjang dia memang lebih banyak yang lebih bertambah minusnya," jelas dr. Dian.
Meski begitu ada kondisi di mana mata anak terkesan minus padahal normal karena mata lelah akibat aktivitas jarak dekat.
Dengan begitu, ketika Moms merasa mata Si Kecil mulai mengalami masalah segeralah periksakan matanya ke dokter mata bukan sekadar memeriksakannya di optik.
Pasalnya dokter mata memiliki cara tersendiri untuk memeriksakan mata anak untuk memastikan apakah benar ada gangguan pengelihatan atau tidak.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR