Nakita.id - Kegiatan #FamilyQuality memang menjadi momen penting bagi setiap keluarga.
Pasalnya #FamilyQuality sebenarnya bisa mendatangkan berbagai manfaat bagi setiap anggota keluarga.
Melalui kegiatan #FamilyQuality, kebutuhan emosional Si Kecil juga akan terpenuhi Moms.
Si Kecil akan merasa bahwa dirinya sangat dicintai dan disayangi oleh Moms dan Dads.
Hal tersebut lah yang membuat Si Kecil terdorong untuk belajar lebih banyak dari lingkungan sekitarnya.
Memang sudah banyak keluarga yang rutin melakukan #FamilyQuality saat ini.
Namun, tidak semua keluarga pula berhasil membuat #FamilyQuality tersebut menjadi benar-benar berkualitas.
Pasalnya #FamilyQuality pun masih banyak keluarga yang justru sekadar kumpul bersama saja.
Bahkan mirisnya banyak pula yang justru sibuk dengan telepon genggamnya masing-masing saat momen #FamilyQuality.
Maka dari itu dalam peliputan khusus yang dilakukan Nakita.id kali ini akan membahas tuntas bagaimana cara membuat momen #FamilyQuality tersebut benar-benar berkualitas.
Menurut salah seorang psikolog bernama Roslina Verauli, M.Psi, Psi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah mengatakan, untuk membuat #FamilyQuality tersebut benar-benar berkualitas ada dua aspek yang harus dipenuhi terlebih dahulu, sebagai berikut ini:
1. Kebersamaan
Misal bikin ritual di dalam keluarga itu untuk mendorong adanya kebersamaan. Kebersamaan ini penting tidak sekadar orang tua ada tapi tidak terlibat.
Kebersamaan yang dimaksud adalah seperti mengerjakan sesuatu bersama-sama.
Salah satu caranya adalah makan sama-sama saja di meja makan. Kalau misal tidak bisa tiga kali sehari makan sama-sama di meja makan setidaknya di pagi dan malam hari, biar bisa sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa mengobrol satu sama lain.
Anak nanti melihat pola perilaku ayah dan ibunya, anak akan belajar banyak sekali berbagai kegiatan orang dewasa, terpenuhi kebutuhan emosionalnya ya dari kumpul di meja makan.
Nanti anak-anak yang seperti ini akan terbebas dari masalah-masalah behaviour (tingkah laku) seperti mudah marah, mampu mengatasi emosi negatifnya jika ia menghadapi masalah sehari-hari, anak-anak yang mampu untuk melakukan eksplorasi di sekitar karena meraka tahu bahwa Si Kecil cukup dicintai, dianggap kompeten, bisa dikasih kesempatan untuk mencoba sesuatu sama Moms dan Dadsnya.
2. Komunikasi
Ajak anak mengobrol, pasalnya Si Kecil paling senang untuk diajak berbicara sebetulnya.
Kemampuan berbahasanya juga nantinya akan berkembang.
Meski anak belum bisa berbicara, ajak saja ngomong itu bagus karena otak anak sudah mampu menstimulasi bahasa bahkan sejak dalam kandungan.
Jadi, stimulasi bahasa ini penting karena puncaknya itu dua tahun pertama perkembangan otak.
Jadi, jangan sampai ketinggalan. Ajak anak ngobrol, nyanyi, baca cerita, dengar cerita, jangan yang sulit-sulit.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR