Nakita.id - Sebelum membahas merawat bayi prematur di rumah, yuk kita berkenalan dulu dengan bayi prematur.
Dalam kondisi tertentu, ibu harus merelakan janin yang dikandungnya lahir sebelum waktunya.
Entah karena ibu menderita preeklamsia, infeksi, ketuban pecah sebelum waktunya, dan lainnya.
Inilah yang dinamakan bayi prematur, alias janin yang terpaksa dilahirkan kurang dari 36 minggu.
BACA JUGA : Jangan Mengonsumsi Bawang Putih dalam Kondisi Ini, Sangat Berbahaya
Dokter spesialis anak, dr Satyawati, SpA dari RS Azra Bogor menjelaskan merawat bayi prematur di rumah.
Sesaat setelah dilahirkan, bayi prematur wajib mendapat perawatan khusus di NICU (Neonatal Intensive Care Unit), sebuah ruang perawatan khusus guna mengobati dan mencegah terjadinya kegagalan organ.
Di ruangan khusus ini, bayi prematur mendapat perhatian dari tim dokter agar dapat memacu tumbuh kembangnya.
Nah, ketika bayi prematur sudah mampu mengejar keterlambatan perkembangannya, umumnya ia akan diizinkan dokter pulang ke rumah.
Tentu dokter menerapkan kriteria khusus sebagai panduan sehingga bayi prematur di rumah.
BACA JUGA : Sedikit yang Tahu, Ini 10 Tip Bedakan Handphone Samsung Asli Vs Palsu
Untuk merawat bayi prematur di rumah, berikut panduannya:
1. Perhatikan suhu ruangan kamar bayi prematur, tidak terlalu dingin atau panas, sehingga suhu tubuh bayi dapat stabil.
Bila menggunakan AC, suhunya berkisar antara 26-27 derajat Celcius. Kondisi suhu penting saat hendak merawat bayi prematur di rumah.
2. Persiapkan alat bantu untuk mengecek kondisi kesehatan bayi prematur. Misal, termometer. Letakkan peralatan tersebut pada tempat yang terjangkau, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat segera terpegang.
3. Siapkan pakaian bayi dengan baik. Saat bepergian, pastikan si kecil mengenakan kaus kaki dan topi agar bayi tetap hangat.
4. Metode penting merawat bayi prematru di rumah adalah menerapkan Kangaroo Mothercare (KMC).
KMC bermanfaat untuk melekatkan emosional ibu dan bayi prematur. Selain juga menjaga suhu tubuh bayi yang lahir prematur agar normal (sama dengan suhu tubuh ibu) karena ibu dapat mentransfer suhunya ke bayi.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR