“Yang kerap terjadi adalah dikucilkan di dunia maya, misalnya saat main game lalu tidak diajak main, atau membuat grup chat untuk membicarakan seseorang, mengajak orang lain untuk memusuhi seseorang, atau bisa juga memaksa untuk mengirimkan foto tertentu seperti bagian tubuhnya,” ungkap Firesta.
Dengan banyaknya risiko tersebut, lantas perlukah anak-anak menggunakan media sosial?
Devi Sani Rezki, M.Psi, Psi, Psikolog Anak dan Remaja, Klinik Rainbow Castle dan RS Yarsi menyebutkan, jawaban atas pertanyaan perlu atau tidaknya media sosial untuk anak tidak bisa dipukul telak.
Pasalnya, hal tersebut bergantung pada beberapa aspek.
“Kalau ditanya, perlukah anak menggunakan media sosial, hal itu harus dilihat tiga aspek, yakni tujuan dari pemakaian, siapa yang membuatkan akun, dan bagaimana batasan untuk anak dalam memakainya,” ucap psikolog yang telah tersertifikasi ‘Certified Parent-Child Interaction Therapist’ ini.
Dengan melihat ketiga aspek tersebut, baru bisa ditarik kesimpulan apakah anak perlu atau tidak menggunakan media sosial.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR