Nakita.id - Berbicara mengenai tingkat kecerdasan anak memang menjadi sesuatu yang sangat penting.
Pasalnya tingkat kecerdasan anak sendiri sangat tergantung dari Moms dan Dads.
Ada banyak hal yang sebenarnya bisa Moms lakukan demi bisa mendukung tingkat kecerdasan anak.
Moms juga wajib tahu! membuat anak cerdas sebenarnya bisa sejak dalam kandungan.
Pasalnya saat anak berada dalam kandungan sistem-sistem saraf otaknya pun sudah mulai terbentuk.
Perkembangan otak bayi di dalam kandungan sangat pesat saat kehamilan memasuki trimester ketiga Moms.
Maka itu, Moms wajib mendukung perkembangan otak sang janin tersebut dengan mengonsumsi berbagai makanan.
Selain itu, pola didik Moms dan Dads juga sangat menentukan tingkat kecerdasan sang buah hati ke depannya.
Akan tetapi banyak juga informasi yang mengatakan, bahwa tingkat kecerdasan anak sendiri lebih banyak menurun dari Moms.
Banyak pula orang yang mempertanyakan tentang kebenaran informasi tersebut.
Maka dari itu pada peliputan khusus yang dilakukan Nakita.id pada kali ini akan membahas tuntas mengenai hal tersebut.
Menurut salah seorang psikolog bernama Roslina Verauli, M.Psi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah mengungkapkan, hal tersebut sebenarnya masih menjadi perdebatan tersendiri.
“Sebenarnya itu kan selalu ada perdebatan soal itu. Jadi, kalau review lituratur kembali ayah dan Moms itu sama-sama berperan. Karena ada aspek-aspek kecerdasan Moms yang turun pada anak, ada pula aspek-aspek kecerdasan Dads yang turun pada anak,” ungkap Roslina dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id Senin, (05/04/2021).
Bakat-bakan yang dimiliki anak sebenarnya bukan hanya menurun dari Moms.
Menurut Roslina akan ada banyak bakat-bakat yang diturunkan pada anak dari ayah.
“Banyak yang mengatakan kecerdasan anak itu dari ibu? Ya sebenarnya enggak juga sih, karena ada beberapa bakat-bakat yang diturunkan dari ayah,” tambahnya.
Akan tetapi Roslina sendiri mengatakan, informasi tentang kecerdasan anak lebih banyak menurun dari Moms tidak bisa dikatakan mitos belaka.
Pasalnya ada beberapa penelitian yang memang mendapatkan hasil seperti itu.
“Ini bukan mitos, tapi data penelitian kan ada yang saling mendukung, ada yang saling mempertentangkan, artinya apa? Kita enggak bilang kalau itu salah, tapi ada berbagai macam data atau literatur sebetulnya,” tutupnya.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR