4 Tahun Pasangan Belum Punya Anak
Dokter, saya (28) dan suami (32) sudah menikah 4 tahun tapi sampai sekarang belum punya anak. Saya pernah hamil di tahun 2010 tapi mengalami keguguran di usia kehamilan 3 bulan. Setelah dikuret, saya diberi pil KB oleh dokter selama 4 bulan untuk menjaga agar tidak terjadi kehamilan sebelum dinding rahim kuat kembali. Tapi sejak itu haid saya tidak pernah lancar, kadang dua bulan sekali baru hamil. Padahal saya ingin cepat hamil kembali.
Apakah pil KB yang saya konsumsi dengan merek D terlalu keras sehingga mengganggu ovarium saya? Apakah karena saya kecapekan? Soalnya, saya bekerja di Jakarta, sementara rumah saya di Bogor. Apakah ada pengaruh kelenjar tiroid pada kesuburan/kehamilan? Sebab, saya pernah disuruh periksa hal ini atas saran dokter, tapi belum saya lakukan. Mohon penjelasan Dokter Judi. Terima kasih.
Sri Ermawati – Bogor
JAWAB:
4 tahun pasangan belum punya anak. Proses untuk bisa hamil sangat tergantung pada kesehatan dan status kesuburan pasangan suami istri (PASUTRI), artinya harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada PASUTRI tersebut. Pemeriksaan pada istri secara garis besar terdiri atas: anamnesis (menggali riwayat penyakit, operasi, gangguan haid, dan lain-lain), pemeriksaan fisik (tinggi dan berat badan, apakah ada cairan yang keluar dari puting susu, periksa dalam untuk menilai organ kandungan, dan lain-lain), periksa laboratorium (hormon wanita, kuman dari cairan vagina, Pap’s smear, hormon tiroid, diabetes melitus, dan sebagainya), pemeriksaan penunjang lainnya (USG transvaginal, HSG, laparoskopi diagnostik, dan lain-lain) serta pemeriksaan khusus (misalnya, MRI atau CT scan kepala).
Untuk suami perlu diperiksa kesehatan umum (diabetes melitus, obesitas) dan kesehatan organ genitalia (misalnya, buah zakar, varises di sekitar saluran sperma, dan analisis sperma). Suami akan diperiksa oleh spesialis andrologi.
Pil KB yang dipergunakan dalam jangka pendek, insya Allah tidak mengganggu kesuburan. Kelainan kelenjar gondok dapat memengaruhi kesuburan seseorang, sebaiknya diperiksa segera. Gangguan haid bisa disebabkan oleh gangguan hormon, misalnya penyakita PCO (polycystic ovarium disease), dimana sel telur tidak dapat tumbuh dengan baik, seringnya karena ada diabetes melitus. Sebaiknya segera kembali ke dokter Ibu untuk perencanaan program kehamilan.
KOMENTAR