Nakita.id - Kalau berbicara mengenai mengasuh anak pasti akan lebih identik dengan sosok Moms.
Pasalnya Moms akan lebih banyak turun tangan dalam mendidik dan mengasuh anak di tumbuh kembangnya.
Sementara Dads dipandang tidak perlu banyak turun tangan dalam pengasuhan anak.
Hal itu karena Dads berperan untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarga.
Baca Juga: Beginilah Peran Dads Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Kepada Anak Laki-laki dan Anak Perempuan
Padahal kenyataannya peran Dads dalam tumbuh kembang anak juga tidak kalah pentingnya.
Seorang psikolog sekaligus guru besar Universitas Katolik Atmajaya, Prof Irwanto, M.Psi, Psikolog menyebutkan bahwa memang sosok Dads seperti sudah terkonstruksi sejak awal.
Prof Irwanto menyebutkan bahwa sosok Dads identik dengan sosok singa yang galak.
Padahal singa pun kerap digambarkan imut dan lucu.
Kemudian Prof Irwanto juga menyebutkan bahwa Dads dianggap penting untuk jaga jarak dengan anak.
Dengan adanya jarak antara Dads dan anak disebut-sebut akan membentuk anak yang tidak kurang ajar.
Padahal pemikiran-pemikiran seperti itu tidak sebaiknya tertanam pada diri Dads.
"Pada dasarnya sebetulnya ayah diciptakan dengan cara-cara pola pikir ayah itu sendiri dan ayah tidak sadar dikonstruksi sedemikian rupa sehingga tidak bisa menikmati posisinya sebagai ayah," ujar Prof Irwanto dalam webinar yang diadakan Wahana Visi Indonesia.
Prof Irwanto mengingatkan bahwa Dads juga memiliki sisi lemah seperti menangis, sedih, dan frustasi.
Kemudian Prof Irwanto juga mengingatkan para Dads bahwa mereka tidak berjuang sendirian.
Baca Juga: Inilah Peran Dads Demi Jaga Tanda-tanda Kehamilan 4 Bulan yang Normal Tetap Berjalan dengan Lancar
Dengan begitu penting untuk berkonsultasi dengan anggota keluarga lainnya dan nantinya bisa memiliki kesepakatan yang sama dengan Moms.
Tapi perlu diingat juga sebenarnya kesepakatan yang sama antara Moms dan Dads perlu dibangun sejak lama.
Melihat pentingnya peran Dads dan Moms bersatu agar tumbuh kembang anak jauh lebihbaik, Wahana Visi Indonesia pun memiliki program pengasuhan dengan cinta.
Faith and Development Specialist WVI, Dwi Yatmoko menyebutkan sekolah untuk mengajarkan soal keluarga masih kurang memadai.
Dengan begitu Wahana Visi Indonesia memiliki komitmen untuk membuat pertemuan untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
Terdapat 4 tahap dalam program pengasuhan dengan cinta ini.
Pertama orangtua perlu berdamai dengan masa lalu.
Dwi menyebutkan bahwa pola asuh yang orangtua terapkan akan mirip dengan apa yang ia alami di masa tumbuh kembangnya.
Contoh seseorang dididik dengan pukulan untuk disiplin, maka ia akan tumbuh dan menjadi orangtua yang memukul anaknya juga.
Dengan begitu penting bagi orangtua untuk berdamai dengan masa lalu agar bisa mengasuh dengan cara yang tepat.
Kemudian orangtua juga akan diajak untuk memahami masa kini saat terdapat konflik dengan pasangan.
Nantinya Wahana Visi Indonesia akan mengajak tokoh-tokoh agama dan psikolog untuk mendampingi orangtua menyelesaikan masalahnya.
Yang nantinya bisa menatap masa depan untuk memahami perkembangan anak dan cara asuh yang tepatnya.
Dan terakhir yaitu mengejar mimpi dan membuat orangtua untuk melibatkan Tuhan dalam mengasuh anaknya.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR