Lalu, ahli pun beberkan alasannya mengapa 53 awak kapal lebih memilih berdiam di dalam kapal daripada harus keluar dan berenang untuk menyelamatkan diri.
Para ahli menyebut jika 53 awak kapal memaksakan diri untuk keluar dan berenang menyelamatkan diri, justru kemungkinan besar mereka tak selamat.
Yang pertama, kapal selam sebenarnya tak punya pintu darurat layaknya kendaraan lainnya.
Pintu kapal selam lebih sulit dibuka dengan leluasa, karena pintu kapal selam dirancang agar air tak bisa masuk ke celah-celah pintu.
Sebagai gantinya, ada kompartemen penyelamat yang bagiannya memiliki sistem isolasi walau kapal selam telah bocor.
Kesempatan awak kapal selamat juga tergantung kedalaman air tempat kapal selam itu berada.
Lalu, kalau 53 awak kapal selam nekat keluar keluar di dalam kedalaman 839 meter justru berbahaya bagi tubuh awak kapal.
Melansir dari Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter.
Source | : | Kompas.com,Schmidt Ocean Institute |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR