'Kalau kamu mau masuk geng kita, nih cobain rokok'. 'Kalau kamu mau ikut sama kita, cobain minuman ini'.
Kalau anaknya bilang ga mau, 'Ah cupu! Anak mami sih makanya ga mau coba’. Akhirnya yang dia lakukan apa? Dia coba, dia ikuti apa yang temannya katakan supaya dia diterima," papar Monica.
Monica lantas menjelaskan kenapa anak memilih kelompok pertemanan yang keliru.
"Kenapa sih dia milih kelompok pertemanan keliru? Kenapa dia tidak memilih kelompok pertemanan yang baik-baik saja?
Karena tadi self-esteemnya. Self-esteemnya yang sudah terlanjur jeblok sehingga ketika dia ingin berteman dengan teman yang baik-baik saja, anak menilai 'Aku ga bisa masuk ke situ, itu bukan dunia aku'," pungkasnya.
Monica menegaskan pada anak-anak korban perceraian yang perlu diperbaiki adalah self-esteem-nya.
"Jadi memang pada anak-anak korban perceraian yang perlu diperbaiki dan fokuskan adalah self-esteem.
Dari self-esteem ini bisa merambat ke mana-mana. Cara menumbuhkan self-esteem adalah menimbulkan keyakinan pada si anak bahwa dirinya sungguh berharga," imbuhnya.
Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal, Gaungkan Pentingnya Jaga Harmoni antara Alam dan Sesama Makhluk Hidup
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR