Menurut dr. Riyan, penting untuk melakukan perubahan gaya hidup yang berfokus pada diet dan olahraga.
Penurunan berat badan yang sedikit saja bisa berdampak baik pada penyembuhan sindrom ini.
“Bahkan, turunnya berat badan 5 persen saja bisa memperbaiki kondisi, membuat haid kembali teratur, dan memperbaiki fungsi sel telur, dan meningkatkan peluang kehamilan,” jelasnya.
Kemudian, menurut dr. Riyan, momen masa puasa ini bisa dimanfaatkan oleh para penderita sindrom ovarium polikistik ini.
“Manfaatkan momen ini untuk memperbaiki gaya hidup untuk fungsi reproduksi yang lebih baik,” tutupnya.
Dikutip dari Kompas.com, Felicia Kartawidjajaputra, Manager of Nutrifood Research Center mengungkapkan bila puasa memiliki hubungan dengan perbaikan kolesterol dalam tubuh.
"Ada satu studi membuktikan setelah puasa, sejumlah orang bisa mengurangi berat badan berlebih dan memperbaiki profil kolesterolnya," sebut Felicia Kartawidjajaputra melansir dari Kompas.com.
Penurunan berat badan bisa didapat ketika seseorang mampu menahan hasratnya untuk makan berlebih saat buka puasa.
"Ketika berbuka puasa, orang cenderung makan berlebihan atau overeating. Kurma dan roti dikonsumsi lebih banyak dari biasanya. Selama sahur dan berbuka puasa, orang makan sebanyak-banyaknya untuk mengatasi energi yang hilang saat berpuasa. Akibatnya, berat badan kita naik," tutur Felicia.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR