TANYA:
Sewaktu hamil anak ke-1, di usia 24 minggu saya di USG, lalu dikatakan, letak plasenta ada di bawah. Saya sendiri tak mengerti apa yang dimaksud agak ke bawah itu. Dokter mengatakan, nanti akan berpindah dengan sendirinya seiring dengan semakin membesarnya janin di perut. Namun, kenyataannya tetap saja di bawah meski akhirnya saya bisa melahirkan normal karena untungnya posisi ari-ari tidak menutupi jalan lahir. Adakah posisi-posisi khusus yang bisa mengubah letak ari-ari? Misal,rajin senam dengan gerakan-gerakan tertentu.
Khudrati – Malang
JAWAB:
Letak ari-ari atau plasenta telah ditentukan sejak saat embrio ditanam dalam rongga rahim dan akan bergeser setelah kehamilan 28 minggu hingga 36 minggu. Pergeseran tersebut terjadi akibat terbentuknya segmen bawah rahim (SBR), yaitu suatu daerah di dekat mulut rahim (serviks uteri). Akibat terbentuknya SBR, maka tepi bawah plasenta akan bergeser ke arah atas sehingga tepinya tidak menutupi lubang serviks uteri. Pada keadaan tertentu, plasenta tetap menutupi lubang serviks hingga kehamilan 38 minggu, keadaan ini dikenal sebagai plasenta praevia.
Bila terjadi plasenta praevia, persalinannya tidak bisa normal, harus melalui bedah sesar. Bahaya dari plasenta praevia adalah perdarahan akibat terlepasnya bagian plasenta yang menutupi mulut rahim.
Bila letak tepi plasenta sekitar 2 cm dari lubang serviks uteri, disebut plasenta letak rendah (PLR). PLR harus dievaluasi dengan saksama, apakah tetap PLR atau sudah bergeser letaknya menjadi normal pada kehamilan 36 minggu.
Adanya kelainan plasenta ditentukan melalui pemeriksaan USG. Bila sudah didiagnosis sebagai plasenta praevia, maka ibu hamil tersebut tidak boleh melakukan hubungan intim karena bisa terjadi perdarahan banyak.
KOMENTAR