Nakita.id - Bagi Moms yang memiliki buah hati tentu saja akan sering dirundung rasa khawatir.
Pasalnya mengurus buah hati tidak semudah yang dibayangkan, butuh ketalatenan tersendiri dari Moms dan Dads.
Bahkan yang terlihat sederhana seperti menggendong bayi saja itu tidak boleh sembarangan.
Kebanyakan orang menganggap bahwa menggendong merupakan suatu kegiatan yang sederhana.
Padahal tidak Moms! Butuh kehati-hatian, dan diharapkan orang yang menggendong Si Kecil sudah memahami teknik-teknik menggendong.
Karena jika sudah memahami teknik menggendong orang tersebut akan paham posisi apa yang kiranya bisa membuat nyaman dan aman Si Kecil.
Bagi bayi baru lahir posisi gendong yang disarankan adalah M-Shape.
Yaitu menggendong bayi tegak menghadap ke Moms dengan posisi kali dibuka menyerupai huruf M.
Untuk bayi yang masih di bawah 1 tahun, usahakan kain gendongannya sampai leher untuk keamanannya.
Posisi menggendong M-Shape ini juga disarankan untuk menggendong batita, maupun balita Moms.
Namun, banyak pula orangtua yang kini coba menggendong buah hatinya dengan menghadap ke depan.
Dengan posisi menghadap ke depan orangtua berharap anak bisa melihat lingkungan di sekitarnya.
Akan tetapi, banyak pula informasi yang mengatakan bahwa menggendong bayi menghadap depan bisa datangkan bahaya.
Lantas mitos atau fakta kah menggendong bayi menghadap depan bisa datangkan bahaya?
Salah seorang konsultan menggendong yang bernama Indah Siauw, Certified Babywearing Consultant dari School of Babywearing UK mengungkapkan sejauh ini dirinya belum menemukan penelitian tentang bahaya menggendong bayi menghadap ke depan.
Namun, Indah menegaskan menggendong bayi menghadap depan memang tidak akan memberikan manfaat banyak bagi para penggendongnya.
"Sebenarnya belum ada penelitian atau mungkin saya yang belum menemukan penelitian yang membuktikan hal tersebut. Hanya saja, menggendong hadap luar (Front Facing Out) tidak banyak memberikan benefit terutama untuk penggendong," kata Indah dalam peliputan khusus yang dilakukan bersama Nakita.id, Senin (31/05/2021).
Indah mengatakan, terlalu lama menggendong anak menghadap ke depan bisa membuat Si Kecil menjadi over stimulasi.
"Orangtua seringkali merasa tidak percaya diri bahwa dirinya ini menarik dan diperlukan di mata anak, sehingga orangtua cenderung lebih suka menggendong anaknya hadap luar terlalu dini. Padahal perkembangan mata anak di bawah 6 bulan masih sangat terbatas. FFO boleh, tapi harus di waktu dan durasi yang tepat. Terlalu lama menggendong hadap luar mungkin bisa mengakibatkan anak menjadi overstimulasi, walaupun respon anak terhadap overstimulasi juga berbeda-beda. Ada yang biasa saja, ada juga yang histeris dan membuat orangtua kewalahan," ungkap Indah.
Stimulasi sendiri memang sangat penting dan dibutuhkan, namun jika berlebih juga tidak baik untuk perkembangan otaknya Moms.
"Stimulasi memang penting, tapi kalau terlalu berlebihan juga tidak baik untuk tumbuh kembang otaknya. Anak bisa mudah stres karena terlalu banyak memproses informasi. Bayi memang cerdas, tapi tentunya sebagai orangtua kita juga harus lebih cerdas memberikan stimulasi yang pas, tidak berlebihan," ujar Indah.
Selain itu, menggendong menghadap ke depan juga merupakan posisi yang tidak nyaman bagi para penggendongnya.
"Menggendong hadap luar justru sebenarnya tidak nyaman untuk penggendong dan membuat penggendong lebih sakit pinggang ketimbang menggendong hadap dalam. Hal ini dikarenakan posisi anak menjauhi titik gravitasi tubuh kita, sedangkan gendong hadap dalam posisi anak menempel dengan titik gravitasi tubuh kita, sehingga kita bisa lebih nyaman menggendong dengan durasi yang cukup lama," tutup Indah.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR