1. São Paulo
Salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia ini pernah mengalami hal serupa seperti Cape Town pada 2015, ketika cadangan air utama turun di bawah kapasitas 4%.
Pada puncak krisis, kota berpenduduk lebih dari 21,7 juta jiwa memiliki persediaan air kurang dari 20 hari, dan polisi harus mengawal truk air untuk menghentikan penjarahan.
BACA JUGA: Moms Bisa Dapat Tiket Pesawat Murah Jika Pesan di Hari dan Jam Ini
Diperkirakan bahwa kekeringan adalah faktor yang pengaruhi Brasil selatan-timur krisis air minum pada 2014 dan 2017.
Namun, hasil misi dari PBB ke São Paulo justru mengkritik otoritas negara karena "kurangnya perencanaan dan investasi yang tepat".
Krisis air dianggap "selesai" pada 2016, tetapi pada bulan Januari 2017 cadangan utama berada dalam taraf 15% di bawah perkiraan.
BACA JUGA: Agar Nasi Goreng Kayak di Restoran, Cukup Tambahkan Bahan 'Ajaib' Ini
Hal ini membuat persediaan air di masa depan kembali diragukan.
2. Bangalore
Kota India bagian selatan telah dibekali oleh pertumbuhan perkembangan properti, menyusul kenaikan Bangalore sebagai pusat teknologi.
Di saat bersamaan, juga berjuang untuk mengelola sistem air dan limbah kota.
BACA JUGA: Tak Banyak yang Tahu, Ini Cara Gandakan WhatsApp dalam Satu Perangkat!
Kabar buruknya, sebuah laporan oleh pemerintah nasional menemukan bahwa kota tersebut telah kehilangan lebih dari separuh air minumnya, karena menjadi limbah.
Seperti Cina, India berjuang dengan polusi air, dan Bangalore menjadi kota yang mengalami hal tersebut.
Ditemukan bahwa danau di kota sekitar 85% memiliki air yang hanya bisa digunakan untuk irigasi dan pendinginan industri.
BACA JUGA: Jangan Menggunakan Alarm yang Ada di Smartphone, Ini Penjelasannya
Tak satu pun danau memiliki air yang cocok untuk diminum atau digunakan untuk mandi.
Rejuvenated Youthful Skin Bersama Rangkaian Wardah 1% Microcapsule Retinol & 3% Ceramide, Formulasi Powerful untuk Hasil Maksimal
Source | : | bbc.co.uk |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR