Nakita.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akhirnya buka suara soal video viral matahari yang terbit dari utara.
Sebelumnya heboh video pengakuan seorang warga yang melihat matahari terbit dari utara.
Melansir dari kanal YouTube Kompascom Reporter on Location (18/6/2021), terlihat seorang warga yang sedang merekam terbitnya matahari di daerahnya.
Seorang guru MAN di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan yang merekam momen tersebut merasa aneh.
Pasalnya baru kali ini dirinya melihat matahari terbit dari utara.
Selain dirinya, beberapa warga juga menyaksikan hal tidak biasa tersebut.
"Sesuatu yang sangat aneh telah terjadi, di mana matahari berada pada posisi di utara, pagi ini, hari Kamis tanggal 17 Juni," ujarnya.
"Di mana kami bersama teman-teman di Jeneponto menyakskan langsung dengan mata kepala terjadi suatu keanehan. Saya katakan ini keanehan karena sebelumnya saya belum pernah melihat," imbuhnya.
Sebenarnya apa yang terjadi?
BMKG angkat bicara terkait video viral tersebut.
Melansir dari Kompas.com, Prakirawan BMKG wilayah IV Makassar Agusmin H membenarkan kejadian itu.
Ia pun mengatakan bahwa hal tersebut merupakan hal wajar yang berkaitan dengan perubahan cuaca.
“Itu yang menyebabkan perubahan cuaca, yakni adanya musim panas dan dingin,” jelas Agusmin saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (18/6/2021).
Agusmin menjelaskan, fenomena matahari terbit dari utara disebut gerakan semu matahari (GSM).
"Saat itu terjadi, posisi bumi miring sekitar 23 derajat.
Rotasi bumi mengelilingi matahari yang tidak tegak lurus membuat belahan utara banyak menerima sinar matahari. Sebaliknya terjadi di bumi selatan,” tuturnya.
Pendapat LAPAN
Melansir dari Kompas.com, Kepala Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin ikut angkat bicara.
Ia menegaskan bahwa terbitnya matahari dari utara tidak ada sangkut pautnya dengan hari kiamat.
"Tidak ada hubungannya dengan kiamat. Itu adalah hal yang wajar," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa febomena itu terjadi karena pergerakan posisi matahari akibat kemiringan sumbu rotas bumi.
Ia menjelaskan, posisi matahari pada bulan Juni berada di belahan utara.
Hal ini mengakibatkan matahari terbit bukan di titik timur, melainkan bergeser mendekati timur laut.
Olehkarena itu pula, matahari terbenam pun tidak berada tepat di sebelah barat.
"Pada tengah hari, matahari akan berada di arah utara. Nanti saat terbenam bukan pada titik barat, tetapi mendekati barat laut," jelas dia.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | kompas,YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR