Nakita.id - Moms perlu tahu soal mitos vs fakta kehamilan soal berhubungan intim saat mengandung.
Seks adalah bagian kehamilan yang alami dan normal jika Moms memiliki kehamilan yang normal.
Gerakan penetrasi dan hubungan seksual tidak akan membahayakan bayi, yang dilindungi oleh perut dan dinding otot rahim.
Bayi juga dilindungi oleh cairan kantung ketuban.
Beberapa dokter menyarankan untuk menghindari seks di minggu-minggu terakhir kehamilan.
Pasalnya dipercaya bahwa hormon dalam air mani yang disebut prostaglandin dapat merangsang kontraksi.
Satu pengecualian, mungkin untuk wanita yang terlambat dan ingin menginduksi persalinan bisa melakukan hubungan intim.
Kapan Tidak Berhubungan Seks Saat Hamil
Bicarakan dengan dokter tentang apakah aman berhubungan intim saat hamil.
Mereka mungkin menyarankan untuk tidak berhubungan seks jika memiliki salah satu dari jenis kehamilan berisiko tinggi berikut:
1. Moms berisiko mengalami keguguran atau riwayat keguguran sebelumnya
Baca Juga: Mitos Vs Fakta Kehamilan: Benarkah Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang? Begini Penjelasannya
2. Moms berisiko mengalami persalinan prematur (kontraksi sebelum 37 minggu kehamilan)
3. Moms mengalami pendarahan vagina, keputihan, atau kram tanpa diketahui penyebabnya
4. Kantung ketuban mengeluarkan cairan atau ketuban pecah
5. Leher rahim terbuka terlalu dini pada kehamilan
6. Plasenta terlalu rendah di dalam rahim (placenta previa )
7. Moms mengharapkan, kembar tiga, atau "kelipatan" lainnya
Ingatlah bahwa jika dokter mengatakan "jangan berhubungan seks", itu mungkin termasuk apa pun yang membuat orgasme atau gairah seksual, bukan hanya hubungan seksual.
Diskusikan agar Moms mengerti maksudnya.
Hubungi dokter jika memiliki gejala yang tidak biasa selama atau setelah berhubungan seks, seperti:
1. Rasa sakit
2. Berdarah
3. Cairan atau debit
4. Ketidaknyamanan yang signifikan
5. Kontraksi
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR