Orang tua dan anak yang berbeda status juga disarankan tidur di kasur yang terpisah dengan jarak dua meter.
Jika ada anggota keluarga lainnya yang positif maka dapat diisolasi bersama.
Lakukan pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari kepada anak pada pagi dan malam hari.
Pantau gejala yang muncul dan berikan dukungan psikologis pada anak.
- Kenali tanda bahaya pada anak
Anak harus segara dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan jika menunjukkan sejumlah tanda bahaya.
Baca Juga: Kasus Positif Virus Corona di Indonesia Makin Menggila, Kapan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Dimulai?
Gejala yang berbahaya termasuk anak terlalu banyak tidur, napas cepat, ada cekungan di dada, hidung kembang kempis, mata merah, ruam, leher bengkak, kejang dan mata cekung.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Buang Air Kecil (BAK) berkurang, demam lebih dari tujuh hari, saturasi oksigen <95 persen, dan tidak bisa makan serta minum.
Perhatikan pula laju napas pada anak untuk menentukan apakah perlu dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan panduan dari IDAI, dianggap berbahaya jika laju napas lebih dari 60x per menit pada bayi di bawah dua bulan, lebih dari 50x pada bayi usia dua sampai 11 bulan, lebih dari 40x pada balita 1-5 tahun, dan lebih dari 30x per menit pada anak di atas usia lima tahun.
- Sediakan alat untuk isoman
Sediakan alat bantu kesehatan seperti termometer dan oxymeter untuk memantau kondisi anak.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR