dr. Samuel menyebutkan bahwa pada prinsipnya tes PCR ini merupakan alat terbaik untuk mendiagnosis covid-19.
"PCR sangat sensitif, sehingga mampu mendeteksi materi genetik virus SARS CoV2 yang masih aktif maupun yang sudah menjadi bangkai," tulisnya dalam unggahan akun @doktersam.
dr. Samuel menyebutkan bahwa sebenarnya virus akan hidup di dalam tubuh tidak lebih dari 10 hari sejak gejala muncul.
Atau rata-ratanya yaitu 7-9 hari.
"Namun pada beberapa kasus, virus ini bisa bertahan cukup lama (lebih 10 hari). Biasanya terjadi pada covid-19 derajat berat juga pasien dengan penyakit imunitas yang jelek (contohnya HIV)," tulisnya.
Dan ia pun menyebutkan bahwa tes PCR setelah isolasi mandiri merupakan tindakan yang tidak efektif.
"Menurut CDC, PCR bisa saja masih positif setelah isoman bahkan hingga 3 bulan kemudian. Padahal sudah tidak menular lagi," tulisnya.
Tetapi hal ini pengecualian pada kasus covid-19 yang berat atau kritis sehingga bisa dipertimbangkan untuk tes PCR ulang.
dr. Samuel menyebutkan kalau tetap memaksakan tes swab PCR ulang tidak banyak manfaatnya karena kalau pun hasilnya positif, maka tetap tidak mengubah keputusan status selesai isolasi oleh dokter.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR