Nakita.id - Pembelajaran jarak jauh sudah dilakukan di Indonesia semenjak terjadinya pandemi Covid-19.
Kini, anak pun dituntut untuk mulai terbiasa belajar secara online.
Berbeda dengan sekolah tatap muka, pembelajaran secara online tentu akan memengaruhi kualitas belajar anak.
Terlebih, tidak ada peran guru secara langsung yang bisa meningkatkan rasa ingin belajar pada anak.
Akibatnya, bukan tidak mungkin anak bisa terkena learning loss atau penurunan kualitas belajar.
Sebagai langkah antisipasi, Moms dan Dads pun sebaiknya melakukan ini jika anak sewaktu-waktu mengalami learning loss.
Maka dari itu, penting untuk mengenal tanda-tandanya terlebih dahulu jika anak mengalami learning loss menurut konselor @awalmula.sub, Jessica Christina Widhigdo, S.Psi., M.Psi.
1. Menurunnya rasa belajar
Anak yang mengalami learning loss akan berubah dalam hal belajar.
Perubahan dapat dikenali ketika anak sudah menunjukan rasa malas dalam kegiatan belajar.
"Anak akan menunjukan sikap, kalau dulu sebelum pandemi antusias mau sekolah, namun sekarang disuruh bangun padahal online sudah malas dan tidak seantusias dulu," ujar Jessica.
Baca Juga: Si Kecil Malas Belajar? Yuk Moms Coba 5 Tips Berikut Untuk Memotivasi Si Kecil Agar Giat Belajar
2. Lalai dalam mengumpulkan tugas
Ketika anak sudah mulai telat dalam mengumpulkan tugas yang telah diberikan oleh guru, bisa jadi anak terkena learning loss, Moms.
"Anak melupakan deadline atau tugas-tugas yang harus dikumpulkan. Misalnya, biasanya anak selalu ingat kalau di sekolah, tapi kalau online ini kenapa ya anak selalu lupa," sambungnya.
Perubahan ini tentu membuat permasalahan yang baru pada anak.
Pasalnya, anak akan terlihat tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran daring.
Tak jarang, anak juga bahkan bisa dikenai sanksi berupa teguran oleh guru.
3. Adanya penurunan prestasi
Penurunan prestasi akademik dapat terjadi ketika anak cenderung tidak acuh terhadap pembelajaran secara online.
Hal itulah yang lama-kelamaan akan menurunkan niat anak dalam mengikuti pelajaran.
"Misalnya, nilai-nilainya mulai turun. Yang dulu di atas rata-rata, sekarng tiba-tiba anak ini nilainya di bawah rata-rata, berarti ada sesuatu yang kurang optimal," pungkasnya.
Perubahan-perubahan seperti ini memang sudah seharusnya diperhatikan oleh orangtua.
Ketika mendapati anak mengalami perubahan dalam proses belajarnya, orangtua perlu menunjukkan andilnya dalam proses belajar.
Tenang saja Moms, permasalahan learning loss pada anak tentu dapat dicegah.
Baik itu dengan memberikan arahan, perhatian, serta contoh yang baik, lama-kelamaan pasti bisa menumbuhkan kembali semangat belajar anak.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR